Sabtu, 02 Oktober 2010

4 Mitos Keliru Seputar Nutrisi Selama Kehamilan


Jakarta, Kehamilan bukan masa yang mudah dalam kehidupan seorang wanita dan banyak dikaitkan dengan perubahan nutrisi, aktivitas fisik, ukuran baju, minat, kesehatan dan sebagainya. Ada cukup banyak mitos tentang kehamilan, terutama nutrisi selama hamil. Apa saja?

Dilansir dari GeniusBeauty, sabtu (2/10/2010), berikut 4 mitos keliru tentang nutrisi selama kehamilan:

1. Mitos, wanita hamil perlu makan untuk 2 orang


Biasanya, seorang wanita hamil membutuhkan tambahan 300 kalori per hari. Hal ini bukan berarti wanita hamil harus makan dengan porsi untuk dua orang. Asupan makanan yang berlebihan akan menyebabkan ibu dan juga bayi kelebihan berat badan. Selain itu, si ibu bisa mengalami diabetes atau toksikosis (keracunan).

2. Mitos, tidak boleh minum kopi selama hamil


Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi kopi yang berlebihan dapat menyebabkan keguguran atau bayi mungkin lahir kurang berat. Namun sebenarnya minum kopi masih diperbolehkan untuk wanita hamil, asal dengan porsi dan waktu kehamilan tertentu.

Wanita hamil masih diperbolehkan minum kopi, tetapi tidak lebih dari 0,8 cangkir per hari. Cobalah menyeimbangkan konsumsi sepanjang hari. Jangan lupa, kafein tidak hanya terdapat pada kopi, tetapi juga teh dan soda.

3. Mitos, hemoglobin (sel darah merah) ada dalam jumlah standar pada saat kehamilan

Ada penurunan fisiologis di tingkat hemoglobin selama kehamilan. Hal ini disebabkan karena volume darah meningkat dan kebutuhan bayi berkembang. Oleh karena itu, ibu harus menyediakan jumlah zat besi yang cukup ke tubuhnya.

Untuk melakukan hal ini bisa dengan mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi atau mengambil pil khusus. Kekurangan zat besi bisa meningkatkan risiko keguguran dan kelahiran prematur, juga bayi lahir kurang berat dan kurang gizi.

4. Mitos, zat besi banyak di sayuran hijau


Zat besi sebenarnya banyak ditemukan dalam hati, daging sapi, kalkun, ayam dan ikan. Sereal juga kaya zat besi. Sayuran hijau memang mengandung zat besi, namun tidak sepenuhnya bisa diserap dan dicerna.

Sumber : Merry Wahyuningsih - detikHealth
Foto : thinkstock

Tidak ada komentar:

Posting Komentar