Sabtu, 26 Februari 2011

Kuliner di Pecinan Semarang


·         MAKAN adalah aspek yang dominan dari Budaya Tionghoa. Makan merupakan salah satu dari tiga pilar Budaya Tionghoa. Orang-orang Tionghoa sangat memperhatikan urusan makan serta pola hidup sehat dan seimbang.
·         Selama jangka ribuan tahun, orang Tionghoa telah menghimpun kekayaan pengalaman yang tak ternilai dalam masak-memasak serta mengembangkan cara dan gaya masak khas yang mengagumkan. Ragam maupun gaya masaknya unik dari daerah ke daerah, masing-masing dengan kekhasan masakan tersendiri.
·         Bagi orang Tionghoa, sayuran adalah segalanya. Sayuran sama berharganya dengan daging. Jika disuruh memilih, mereka akan memilih sayuran ketimbang daging meskipun harga sayur itu dinaikkan berapa kali lipat. Sayuran yang mereka makan biasanya lebih banyak porsinya daripada daging atau nasi sekalipun.
·         Orang-orang Tionghoa mengonsumsi makanan dalam wadah yang berbeda-beda. Mereka percaya bahwa memisahkan makanan satu sama lain dapat mengontrol berat badan mereka. Biasanya mereka memisahkan makanan dengan mangkok yang berbeda, sesuai jenis makanan atau rasanya (manis, asin, asam, pahit, pedas).
·         Prinsip Yin dan Yang menjadi prinsip hidup serta pola makan mereka. Makanan-makanan `Yin' adalah makanan yang dikukus dan memberikan efek menenangkan, sedangkan makanan `Yang' biasanya adalah makanan yang dibakar dan dapat menghangatkan tubuh. Mereka jarang mengonsumsi makanan yang digoreng. Dengan prinsip Yin dan Yang, mereka yakin pola makannya akan seimbang.
·         Masakan Tionghoa merupakan salah satu dari beberapa gaya makanan yang berasal dari daerah Tiongkok , beberapa di antaranya telah menjadi sangat populer di bagian lain dunia dari Asia ke Amerika, Australia, Eropa Barat dan Afrika Selatan . 
·          
Sumber : Suara Merdeka Sycer News (oleh R Soenarto)
foto : nadrahshahab.blogsome.com

Kembangkan Sikap Kritis di Restoran


ANDA yang mengaku pencinta kuliner sudah saatnya untuk semakin kritis terhadap makanan yang dikonsumsi di restoran.Dengan begitu,Anda bisa memiliki kemampuan untuk memilih menu yang menguntungkan bagi kesehatan.

Konsumen restoran di sejumlah negara di dunia,khususnya Asia Tenggara, dewasa ini sudah semakin menyadari pentingnya mengetahui isi dalam makanan mereka. Hasil riset yang dilakukan oleh Unilever Food Solutions (UFS) belum lama ini menunjukkan hal itu. Konsumen kini kian kritis bertanya tentang tiga hal kepada operator restoran ataupun kantin.Pertanyaan meliputi soal bahan yang terdapat dalam makanan yang mereka santap, bagaimana makanan itu dipersiapkan, dan kandungan nutrisi dalam sajian tersebut.

Penemuan yang tertuang dalam World Menu Report itu menyebutkan, sembilan dari sepuluh konsumen ingin tahu lebih banyak tentang apa yang mereka konsumsi. Dengan kata lain, mereka menginginkan transparansi dalam tiga hal yang sudah disebutkan di atas. UFS melakukan penelitian itu di tujuh negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris, China, Jerman, Rusia, Brasil,dan Turki.“Negara-negara tersebut sudah merepresentasikan dunia dan sangat relevan dengan kondisi di Asia Tenggara.

Konsumen bisa semakin punya pilihan setelah mendapatkan informasi mengenai apa yang terkandung di dalam makanan mereka,” kata Managing Director Unilever Food Solutions Indonesia Adam Djokovic di Jakarta,Kamis (24/2). Kecenderungan untuk banyak bertanya juga mulai ditunjukkan oleh konsumen restoran di Indonesia, meski mungkin lingkupnya masih terbatas pada kalangan menengah atas yang “melek” pengetahuan.

Pertanyaan umum di tempat makan seperti “menu apa yang paling enak di sini dan berapa harganya”, sebaiknya mulai diubah menjadi pertanyaan kritis yang mencakup tiga hal yang telah disebutkan sebelumnya. Menurut Nutrition Specialist InterMED Health Care & Beauty Clinic Diana Suganda, memang cara satu-satunya untuk mendapatkan informasi yang konsumen butuhkan adalah bertanya kepada operator restoran. ”Mungkin kita akan dibilang bawel,tapi tidak apaapa.

Yang penting kalau sudah mendapatkan informasi yang jelas, kita bisa memilih makanan, tentu saja yang lebih sehat” ujar Diana. Berdasarkan pengalamannya, Diana menyebutkan bahwa orang yang peduli pada kesehatan dan memiliki tingkat pengetahuan memadai selalu ingin tahu kandungan serta takaran gizi dalam makanan mereka.“Pertanyaan mereka lebih detail dan nyecer. Mereka ingin tahu ‘apa sih yang masuk ke badan saya’?”ungkap Diana.

Lantas, bisakah nilai nutrisi yang sesuai anjuran kesehatan ditakar pada saat kita makan di luar rumah? Menurut Diana, bisa saja hal itu dilakukan bila pihak restoran dan juru masak mau bersikap transparan serta bersedia memberikan informasi sebanyak yang konsumen mau. Atau, konsumen boleh meminta pihak restoran untuk mengolah menu yang sesuai dengan keinginannya.

Mungkin bisa dikurangi kadar garam,gula, ataupun kalorinya. “Ada lho restoran di Papua yang tidak hanya menjelaskan isi dalam makanan tertentu, tapi juga kandungan gizinya. Cara ini mungkin yang harus dikembangkan di banyak restoran yang lain,” kata Diana.
           
 Sumber : Koran Sindo (oleh titi s apridwaty)
foto : seffia.blogspot.com

Minggu, 20 Februari 2011

Rajin Jogging Bikin Orang Makin Pintar

Jogging atau berlari disukai banyak orang karena mudah dilakukan dan murah meriah. Selain membuat tubuh sehat, rajin melakukan jogging juga bisa membuat orang makin pintar.

Beberapa penelitian modern telah mengkategorikan jogging sebagai olahraga yang cocok dilakukan untuk semua kelompok usia, karena tidak memerlukan peralatan dan persyaratan khusus untuk melakukannya.

Tak hanya itu, penelitian juga menemukan bahwa jogging yang dilakukan secara rutin dan konsisten dapat pula menjadi latihan otak yang dapat meningkatkan kemampuan intelektualitas.

"Jogging tidak hanya bermanfaat untuk otot tetapi juga otak Anda," jelas Dr Kisou Kubota, pemimpin studi dari Nihon Fukushi University di Handa, Jepang, seperti dilansir Preventdisease, Kamis (30/12/2010).

Menurut Dr Kubota, hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang rutin melakukan jogging dapat mengalami perbaikan memori, kemampuan mental serta fungsi kognitif yang signifikan. Olahraga ini juga dapat membantu memerangui depresi.

Dalam penelitian ini, tim Dr Kubota mempelajari tujuh orang muda yang sehat dengan memulai jogging selama 30 menit, 2 sampai 3 kali seminggu paling sedikit selama 12 minggu.

Setiap partisipan juga menjalani serangkaian tes berbasis komputer yang kompleks, untuk membandingkan kemampuan memori sebelum dan sesudah program jogging dilakukan.

Hasilnya, setelah 12 minggu melakukan jogging, nilai tes secara signifikan meningkat. Ini menunjukkan bahwa jogging tidak hanya memberikan manfaat kesehatan pada tubuh, tetapi juga pada otak.

Alasan bagaimana olahraga ini bisa memperkuat ketajaman mental belum jelas, tetapi penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jogging bisa mempertahankan aliran darah yang sehat dan oksigen yang dapat melindungi otak.

"Suatu hari nanti hasil penelitian ini dapat membantu dokter dan menemukan cara bahwa latihan jogging dapat membantu pasien Alzheimer untuk meningkatkan fungsi kognitifnya," tutup Dr Kubota.
 
Sumber : Merry Wahyuningsih - detikHealth
(Foto: thinkstock)

Akibat Tidak Pernah Olahraga

Tubuh manusia didesain untuk selalu bergerak sehingga sangat dianjurkan untuk rajin olahraga. Namun kesibukan sering tidak menyisakan waktu luang untuk melakukannya. Dan inilah akibatnya jika tidak pernah olahraga.

Ketika otot dan rangka tubuh bergerak, denyut jantung akan meningkat sehingga darah beserta oksigen dan nutrisi yang dibawanya akan terdistribusi dengan baik. Mekanisme ini tidak terjadi jika tubuh tidak olahraga.

Terganggunya distribusi oksigen paling berdampak pada otot, yang menyebabkan rasa pegal-pegal di seluruh tubuh. Otot akan terasa kaku-kaku saat kekurangan oksigen, yang memang berfungsi menjaga fleksibilitas atau kelenturan otot.

Selain itu, kekurangan oksigen juga menyebabkan kerja otak tidak maksimal sehingga mudah pusing dan susah menjaga konsentrasi. Otak yang ukurannya hanya 2 persen dari total massa tubuh dikenal sangat rakus, sebab konsumsi oksigennya mencapai 20 persen kebutuhan total seluruh tubuh.

Pengaruhnya terhadap sistem saraf, tidak bergerak seharian saja akan menyebabkan bagian-bagian tertentu dari tubuh mengalami tekanan yang konstan sepanjang hari. Akibatnya terjadi gangguan saraf di bagian tersebut dan memicu berbagai keluhan ringan seperti nyeri dan kesemutan.

Tidak bergerak dan berolahraga juga akan berdampak pada distribusi cairan limpa. Tidak seperti darah yang memiliki jantung sebagai pemompanya, limpa sangat tergantung pada gerakan otot untuk bisa didistribusikan ke berbagai jaringan tubuh.

Padahal cairan limpa yang diproduksi oleh suatu kelenjar tanpa saluran (ductless) ini merupakan bagian dari sistem imun atau kekebalan tubuh. Dampaknya tentu saja kekebalan tubuh akan menurun, sehingga mudah terserang penyakit terutama jika sedang musim flu.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Hong Kong pernah mengungkap, dampak jangka panjang dari tidak pernah berolahraga tidak kalah berbahayanya dengan merokok. Penelitian yang dilakukan tahun 2004 itu menyebut, 20 persen penyebab kematian orang dewasa berusia 35 tahun ke atas adalah kurang olahraga.

Risiko kanker pada pria meningkat 45 persen akibat tidak pernah berolahraga, sementara pada wanita peningkatannya lebih kecil yakni 28 pesen. Risiko gangguan pernapasan yang berhubungan dengan kesehatan paru-paru juga meningkat sebesar 92 persen pada pria dan 75 persen pada wanita.

Dikutip dari Naturalnews, Rabu (19/1/2011), serangan jantung termasuk risiko jangka panjang yang meningkat jika tidak pernah berolahraga. Pada pria peningkatannya mencapai 52 persen, sementara pada wanita sebanyak 28 persen.

Jika Anda tidak punya cukup banyak waktu usahakan olahraga 15 menit tiap hari seperti drible bola, lari, berenang, jogging. Intinya bergeraklah agar badan tidak sakit.

Ciri-ciri orang tidak pernah olahraga

Meski tidak selalu memberikan dampak yang sama pada setiap orang, gaya hidup sedentary atau kurang olahraga seringkali memberikan ciri khusus pada penampilan seseorang. Tanda-tanda yang paling mudah dikenali adalah tubuh gemuk dan bergelambir karena kelebihan lemak.

Kurang olahraga juga menyebabkan wajah seseorang cenderung tampak lesu, letih sepanjang hari dan kurang bergairah. Karena kurang olahraga juga memicu gangguan tidur, pada pagi hari orang itu pasti sering mengeluh masih mengantuk karena semalam tidurnya tidak nyenyak.

Ciri lain yang bisa dikenali adalah napas terengah-engah jika diajak naik turun tangga atau berlari mengejar bus kota. Selain itu jika di sekitarnya banyak yang terserang flu, tidak lama kemudian orang itu pasti akan ketularan. Jika sudah demikian, sarankan padanya untuk lebih sering berolahraga.

Sumber : AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
foto: Thinkstock

Waspadai Efek Samping Tak Terduga Saat Olahraga

Selain pola hidup sehat dan nutrisi yang cukup, syarat lain untuk mendapatkan tubuh sehat dan bugar adalah olahraga secara teratur. Namun olahraga juga bisa memicu efek samping yang tidak terduga, meski tetap lebih banyak manfaatnya.

Berikut ini beberapa efek samping yang bisa terjadi saat olahraga, seperti dikutip dari Montrealgazette, Selasa (15/2/2011).

1. MenguapJangan heran jika sesekali menguap saat berolahraga, sebab hal itu menandakan bahwa tubuh sedang menjalani dalam tahap pemanasan. Menguap adalah cara tubuh untuk beradaptasi dengan aktivitas yang baru, termasuk saat bangun tidur dan kemudian harus mulai berkegiatan.

Sesekali menguap di awal-awal olahraga adalah hal yang wajar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun jika terus menerus menguap, konsultasikan dengan dokter karena kemungkinan ada masalah pada jantung dan pembuluh darahnya dalam menjalankan fungsinya mengangkut oksigen.

2. KentutSaat melakukan olahraga seperti yoga atau sit-up, kontraksi pada otot paha dan perut dapat memberi tekanan di sekitar organ pencernaan. Akibatnya jika produksi gas di lambung sedang berlebihan, risiko untuk kentut akan meningkat.

Agar tidak terkentut-kentut di dalam ruangan fitness, sebaiknya hindari sarapan dengan makanan yang memicu produksi gas pencernaan saat merencanakan untuk berolahraga. Susu, kacang-kacangan, kubis dan brokoli termasuk jenis makanan yang harus dihindari.

3. Kram ototPenyebab kram otot sangat kompleks, namun pada umumnya dipicu oleh ketidakseimbangan elektrolit dan cairan tubuh. Sepatu dan pakaian olahraga yang terlalu ketat atau tidak nyaman di badan juga bisa memicu kram otot.

Kram otot bisa dicegah dengan menjaga kecukupan air dan elektrolit, serta memilih sepatu dan pakaian olahraga yang tidak terlalu ketat. Makan pisang sebelum olahraga juga bisa membantu, sebab pisang kaya akan potasium yang berperan penting dalam metabolisme energi.

4. OrgasmeBagi sebagian orang, aktivitas fisik yang intens (terlalu bersemangat) bisa memicu orgasme spontan yakni orgasme yang tidak dipicu oleh rangsang seksual. Jenis olahraga yang bisa memicu orgasme spontan biasanya melibatkan otot-otot perut dan sekitar genital (alat reproduksi), contohnya sit up.

5. Ear poppingOlahraga yang berat dalam waktu yang lama sering menyebabkan tekanan dalam rongga telinga meningkat, sehingga memberi sensasi telinga seperti tersumbat. Menguap atau membuka mulut lebar-lebar kadang-kadang bisa melegakan sensasi tersebut dan memicu letupan kecil yang disebut dengan istilah ear popping.

6. AlergiAlergi terhadap aktivitas fisik yang berlebihan sebenarnya sangat jarang, yakni hanya sekitar 0,5 persen. Namun seperti halnya pada alergi makanan, alergi olahraga juga bisa memicu reaksi gatal-gatal, bersin dan ruam kemerahan di permukaan kulit.

Bila punya riwayat alergi yang sulit dikendalikan, dokter mungkin akan meresepkan EPI pen (epinephrin pen) yang bisa disuntikkan sendiri saat terjadi serangan akut. Atau jika tidak, siapkan antialergi yang tidak menyebabkan kantuk agar tetap bisa berolahraga.

Sumber : AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
foto: Thinkstock

Cara Mengencangkan Paha dan Bokong

Memiliki paha dan bokong yang kencang dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri, mencapai kebugaran dan memungkinkan Anda menggunakan pakaian apa saja yang diinginkan. Bagaimana caranya?

Paha dan bokong sering menjadi masalah karena adanya penumpukan lemak di daerah tersebut. Untuk mengencangkan dua bagian tubuh tersebut dapat dilakukan dengan membakar kelebihan lemak tubuh dengan latihan kardiovaskular dan membangun otot dengan latihan beban.

Kelebihan lemak dapat menyembunyikan kekencangan otot. Latihan kardiovaskular seperti berjalan, berenang, aerobik dan bersepeda yang dilakukan 30 hingga 45 menit sehari dapat membakar kelebihan lemak pada bagian paha dan bokong, seperti dilansir Livestrong, Sabtu (19/2/2011).

Selain membakar lemak di bagian paha dan bokong, latihan kardiovaskular juga dapat meningkatkan sistem metabolisme tubuh, sehingga mempercepat pembakaran kalori di dalam tubuh yang mencegah terjadinya penumpukan lemak.

Latihan untuk mengencangkan paha

Paha terdiri dari otot quadricep (paha depan) dan hamstring (paha belakang). Ketika otot-otot ini kencang, maka kaki akan terlihat ramping. Membangun massa otot di paha dapat dilakukan dengan latihan kardio dan latihan beban.

Squat adalah latihan yang cukup umum dan juga gerakan yang sangat efektif untuk mengencangkan paha. Latihan ini dilakukan dengan berdiri setengah jongkok dengan kaki dan pinggul dilebarkan.

Tumpukkan berat badan pada tumit, tekut lutut dan lakukan gerakan jongkok serendah mungkin atau sampai pada sejajar dengan lantai, kemudian kembali pada posisi berdiri. Coba dengan menambah beban untuk meningkatkan tantangan pada otot paha.

Latihan untuk mengencangkan bokong

Untuk mengencangkan bokong, yang perlu ditargetkan adalah otot-otot gluteus (otot pada bokong). Salah satu latihan yang bisa dilakukan adalah menekuk lutut, dengan melangkahkan satu kaki ke depan kemudian tekuk. Latihan ini juga dapat ditambah dengan mengangkat barbel di tangan. Lakukan latihan ini dua atau tiga hari seminggu selama 30 sampai 40 menit.

Latihan lain yang bisa mengencangkan bokong adalah glute kickbacks, yaitu dengan posisi seperti posisi merangkak dengan bertumpu pada dua tangan dan satu lutut kaki, sedangkan kaki satunya diangkat ke atas dengan membentuk huruf L antara betis dan lutut. Ulangi dengan kaki yang berlawanan.

Sumber : Merry Wahyuningsih - detikHealth
(Foto: thinkstock)

6 Penyakit Orang Kantoran

Di zaman modern sekarang ini, para pekerja lebih banyak menghabiskan waktunya di belakang meja. Menurut data Urban Institute, jumlah pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik memang telah bekurang 10 persen di tahun 1950.

Duduk berjam-jam di belakang meja bukannya tanpa risiko. Gangguan kesehatan seperti nyeri punggung, mata lelah, hingga gangguan tidur bisa ditimbulkan dari gaya hidup kurang gerak ditambah lingkungan kerja yang penuh stres tersebut. Apa saja risiko kesehatan yang mengintai “orang kantoran?”

1. Sindrom karpal tunnel
Sindrom ini merupakan gejala dari adanya nyeri, rasa kesemutan, serta baal di jari tangan. Gangguan ini bisa timbul karena penekanan mekanis yang berulang dan ritmis, seperti mengetik. Untuk mencegahnya, lakukan peregangan ringan untuk mengendurkan tegangan di pergelangan tangan. Setelah mengetik, istirahatkan tangan sejak. Konsultasikan pada dokter jika gejala dirasakan cukup mengganggu.

2. Nyeri punggung bawah
Duduk selama berjam-jam, terlebih dengan postur tubuh yang salah atau kursi yang ergonomis, bisa berakibat buruk pada tulang belakang. Menurut sebuah penelitian, nyeri punggung merupakan alasan utama para karyawan untuk mangkir dari pekerjaan. Posisi duduk yang benar adalah duduk dengan membagi beban berat tubuh sehingga tidak hanya bertumpu pada pinggang.
Selain memerhatikan postur tubuh saat duduk, olahraga secara teratur termasuk aktivitas pengencangan perut bisa mengurangi rasa nyeri di bagian punggung bawah. Selain itu, hindari duduk dengan kondisi dompet terlalu penuh karena bisa menimbulkan tekanan pada saraf di bagian panggul.
3. Masalah pada sendi
Tubuh manusia diciptakan untuk bergerak dan berada dalam satu posisi yang lama bisa membuat sendi tegang. Karena itu, secara teratur berdiri dan berjalan-jalanlah di sela waktu kerja.
4. Mata lelah
Menatap layar komputer terlalu lama bisa membuat penglihatan terganggu dan mata sensitif. Menurut Mayo Clinic, gejala-gejala seperti mata kering, berair, sakit kepala, atau sakit leher, bisa digolongkan sebagai gejala mata lelah (eyestrain). Untuk mencegahnya, besarkan ukuran huruf di layar komputer sehingga Anda tidak perlu terlalu sering berkedip. Selain itu, kurangi pancaran sinar dari layar komputer dan istirahatkan mata secara berkala dengan cara menatap ke arah lain.

5. Bakteri
Meja kerja, dalam hal kandungan bakterinya, ternyata lebih banyak dan lebih kotor dibanding toilet. “Bakteri berkumpul di meja karena biasanya orang melakukan banyak hal di sana, mulai dari makan dan menyimpan benda, namun jarang membersihkannya,” kata ahli mikrobiologi dari Universitas Arizona, Dr Charles Gerba. Anda bisa mengurangi jumlah bakteri dengan rutin membersihkan meja dengan lap dan cairan antibakteri setiap harinya.

6. Situasi stres
Satu dari enam pekerja di Amerika mengatakan, rasa kesal dan marah di kantor bisa menimbulkan dampak buruk. Sekitar 2-3 persen mengatakan, mereka pernah menampar atau memukul rekan kerjanya. Selain itu, 22 persen pekerja mengaku pernah menangis akibat rasa stres di tempat kerja.
Tekanan atau stressor kecil bisa dikendalikan dengan cara menarik napas panjang dan melakukan teknik relaksasi yang bisa dilakukan sambil duduk. Atau, luangkan waktu untuk berjalan-jalan di taman dan tempat lain untuk mengalihkan perhatian sejenak. Konflik yang terjadi dengan rekan kerja bisa diatasi dengan bantuan mediasi pihak ketiga agar tidak menumpuk dan menimbulkan tindakan yang tak diharapkan.

Sumber : Detikhealth

Selasa, 08 Februari 2011

Jangan Remehkan Petai


JIKA Anda mendengar kata petai (pete), pasti yang ada di pikiran Anda adalah sayuran yang apabila dimakan akan membuat nafas berbau tidak sedap. Bahkan, tidak jarang, Anda akan menyingkirkannya jika menemui petai dalam makanan.

Petai atau di beberapa tempat disebut mlanding adalah tanaman yang berasal dari negara tropis, seperti Indonesia. Sayuran dengan buahnya yang menimbulkan bau khas ini, termasuk dalam suku polong-polongan. Tanaman yang memiliki nama latin parkia speciosa biasa disajikan sebagai campuran masakan atau dihidangkan sebagai lalapan.

Seperti banyak orang bilang, segala sesuatu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu juga dengan petai. Sayur yang biasa menjadi pelengkap beberapa masakan tradisional dan sambel asli indonesia ini ternyata memiliki banyak manfaat yang mungkin belum pernah Anda duga sebelumnya.

1. Sumber gizi penting
Penelitian menunjukkan bahwa buah petai memiliki kandungan sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Ketiga zat ini adalah gula alami yang terkandung di dalam petai yang bisa menghasilkan energi instan bagi mereka yang mengkonsumsinya. Bahkan, kandungan protein dalam petai empat kali lebih banyak daripada apel. Selain itu, kandungan karbohidrat, fosfor, vitamin A, zat besi dan vitamin serta mineral lainnya dalam petai juga masih lebih banyak bila dibandingkan apel.

2. Atasi Anemia
Anemia biasanya ditandai dengan gejala-gejala seperti tubuh lemas, letih dan kurang bersemangat. Anemia juga menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan konsentrasi dan nyeri pada persendian tulang. Hal ini, terjadi karena tubuh kekurangan zat besi. Kandungan zat besi yang tinggi dalam petai sangat bermanfaat untuk mengurangi anemia atau kurang darah.

3. Kurangi depresi dan stres
Ketika anda mengalami stres atau bad mood, itu tandanya anda kekurangan triptofan. Triptofan adalah suatu asam amino esensial yang apabila dikonsumsi, maka akan diubah menjadi serotonin, yang mampu mempengaruhi sistem kerja saraf dan berfungsi memperbaiki mood.
Stres juga beresiko mempercepat metabolisme tubuh dan beresiko mengurangi kalium dalam tubuh. Kalium berguna menstabilkan detak jantung dan memperlancar aliran oksigen ke otak. Untuk itu, ketika stres, anda memerlukan lebih banyak kalium untuk tubuh anda. Dan pete memiliki kandungan kalium yang cukup tingi.

4. Menyehatkan Mata dan meningkatkan konsentrasi
Pete memiliki kandungan Vitamin A yang cukup tinggi, yaitu 200 IU per 100 mg. Seperti kita ketahui, vitamin A bermanfaat untuk menjaga kesehatan kornea mata. Tidak hanya itu, selain mampu menstabilkan detak jantung, kalium dalam pete juga dapat meningkatkan konsentrasi dan kemampuan otak sehingga baik untuk membantu mereka yang kesulitan dalam belajar.

5. Mengurangi tekanan darah tinggi dan mencegah stroke
Kandungan Kalium yang tinggi, namun rendah garam dalam pete mampu menstabilkan detak jantung. Dengan tekanan darah yang terjaga, akan menurunkan resiko terserang penyakit jantung dan gejala stroke. Bahkan The New England Journal of Medicine merilis hasil penelitian yang menyebutkan bahwa mengkonsumsi petai secara teratur mampu menurunkan resiko kematian akibat stroke hingga 40 persen.

6. Memperlancar pencernaan.
Serat juga banyak terkandung dalam pete. Serat, atau fiber berguna untuk memperlancar pencernaan. Bagi anda yang sering mengalami gangguan pencernaan seperti konstipasi atau sembelit, mengkonsumsi pete akan sangat membantu mengurangi penderitaan anda. Pete juga memiliki efek antasid pada tubuh. Jadi jika anda merasa mual dan begah karena makan terlalu banyak, pete mampu mengurangi rasa sakit tersebut

Sumber : Suara Merdeka
foto : herbal-alam.blogspot.com