Sabtu, 05 Maret 2011

Penderita Obesitas Pun Mudah Terserang Asma

NEW YORK--Pemilik berat badan berlebih apalagi penderita obesitas berisiko diintai lebih banyak penyakit,  salah satunya risiko mengalami sesak napas lebih tinggi. Tak hanya itu, para dokter di Kanada juga merasa kesulitan mendiagnosis apakah mereka terserang asma atau paru-paru karena penderita sering mengalami gejala hampir mirip.

Sebuah penelitian dalam jurnal di Kanada menyebutkan dokter tidak bisa memastikan ketika seorang penderita obesitas didiagnosa dibanding orang-orang pada umumnya. Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa masa lalu, spirometri, tes standar fungsi paru-paru, tidak digunakan sesering yang seharusnya dalam mendiagnosis asma, kata Dr Smita Pakhale Rumah Sakit Ottawa di Ontario, Kanada, yang mencetuskan penemuan baru.

’’Asma harus didiagnosis berdasarkan gejala dan pengujian kedua paru-fungsi dan ini pun bisa menjadi faktor dalam kesalahan diagnosa di studi ini. Pakhale mengatakan pada Reuters Health pekan lalu - meskipun, ia menambahkan, itu hanya spekulasi.

Pakhale juga menunjukkan bahwa orang dewasa obesitas beresiko tinggi mengalami gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan asma-seperti gejala seperti sesak napas dan sesak dada. Mereka termasuk dalam golongan dengan tingkat kebugaran rendah, refluks asam dan penyakit jantung tinggi.

Pakhale mengatakan orang yang tahu betul mereka memiliki asma setelah keluar dari ruang gawat darurat atau klinik-klinik medis, harus segera menjalani perawatan lebih lanjut dengan dokter utama. Agar, imbuhnya, mereka bisa mendapatkan pengujian atau tambahan evaluasi, yang dapat mengungkap penyebab sebenarnya, bila seandainya itu bukan asma.

Penelitian ini melibatkan 496 orang dewasa yang dipilih acak dari delapan kota di Kanada yang telah didiagnosa mengidap asma. Sebagian besar dari mereka adalah obes--julukan penderita obesaitas--dan sisanya, bagian kecil berbobot badan normal.

Secara keseluruhan, tes fungsi paru mengonfirmasi 70 persen dari peserta didiagnosa memiliki asma. Dari jumlah tersebut baik pria dan wanita, masing-masing, sudah pernah menjalani perawatan darurat terkait gangguan pernafasan dalam satu tahun terakhir.

Peserta obesitas yang ternyata tidak memiliki asma, sebanyak 21 persen, ternyata juga telah mencari pengobatan mendesak untuk gejala pernafasan pada tahun lalu. Sedangkan prosentase keluhan pernafasan dan gejala asma pada pria dan perempuan berbobot badan normal lebih kecil 10 persen.

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID, 
foto : 3domba.blogspot.com

Hindari Serangan Asma, Kenali Gejalanya

JAKARTA - Asma adalah penyakit peradanga pada paru-paru. Jalan udara ke paru-paru tertekan menyebabkan nafas menjadi pendek atau kesulitan bernafas. Bila asma menyerang, pasien bisa sangat tersiksa dan keberadaan penyakit ini menurunkan kualitas hidup penderitanya karena serangan kerap terjadi tiba-tiba

Namun, Asma sesungguhnya bisa dideteksi dengan memperhatikan beberapa gejala khusus. Empat gejala serangan asma utama yang paling mudah dikenali yakni batuk, mengeluarkan bunyi siulan saat bernafas, rasa sesak dan menekan pada dada dan nafas pendek-pendek. Memang ada gejala yang kadang mirip dengan penyakit lain, untuk itu sangat direkomendaskan pada pasien yang mengalami gangguan pernafasan untuk melakukan pemeriksaan medis.

Efek asma pada anak-anak atau orang dewasa dapat dikurangi apabila pasien dan keluarga mengenali cepat gejala-gejala penyakit tersebut. Mengenali gejala ini penting untuk mencegah serangan asma sebelum terjadi  ketimbang meredakan efek asma begitu ia menyerang.

Peringatan pertama yang paling sering sebelum asma menyerang ialah tekanan atau rasa sesak di dada. Para pengidap asma menggambarkan rasa berat pada dada itu seperti ada lakban karet tebal yang mengikat paru-paru.

Meski asma adalah penyakit peradangan, asma bisa dianggap mekanisme perlindungan tubuh manusia. Bila di bagian atas sistem pernafasan manusia mengenali bahaya, maka tubuh akan merespon dengan membatasi jalan masuk udara sebagai perlindungan organ paru-paru yang rentan.
Selain dada tertekan, salah satu gejala mencolok adalah batuk. Ada perbedaan antara batuk biasa dan batuk orang asma. Dalam kasus asma, batuk biasanya sangat parah dan kadang mengakibatkan si penderita sulit diam atau bahkan tidur. Nafas pendek-pendek dan tersengal-sengal juga gejala penting lain yang perlu diwaspadai. Sering kali ini sudah hampir masuk serangan asma meski juga kadang tidak. Pasalnya pengidap asma memang cenderung memilik nafas pendek dan cepat.

Gejala khusus lain yaitu nafas bersiul. Seperti siulan, maka ada suara yang keluar saat bernafas. Tidak seperti gejala batuk, siulan itu bisa terjadi kapan saja juga ketika malam hari. Biasanya itu merupakan tanda nafast yang terganggu akibat tabung bronkial menyempit dan mulai terisi cairan, akibatnya nafas menjadi terhambat.

Meski asma menjadi penyebab sekitr 175 kematian per tahun, pengenalan dini terhadap gejala perawatan yang tepat dalam sebagian besar kasus dapat menghindari pasien dari bahaya fatal. Kerap kali serangan asma dipicu oleh lingkungan dan/atau faktor genetis.

Beberapa faktor lingkungan seperti asap rokok, infeksi pada sistem pernafasan, stres dan tekanan psikologis dan bahkan penggunaan parasetamol dalam memicu Asma. Selain menghindar dari faktor-faktor tersebut, gaya hidup sehat dapat pula mengontrol gejala asma dengan efek yang ditimbulkan.

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID, 
foto : Asma pada anak (Ilustrasi)

Sst.. Ini Dia Resep Panjang Umur yang Sudah Dibuktikan Peneliti

NEW YORK- Pelajaran hari ini: Bergembira lah dan hidup lebih lama! Satu kajian atas lebih dari 160 studi mengenai hubungan antara kondisi positif otak dan seluruh kondisi kesehatan dan umur panjang telah menemukan "bukti jelas dan mendesak" bahwa orang yang lebih gembira menikmati kesehatan yang lebih baik dan hidup lebih lama.

Nyatanya, bukti yang mengaitkan penampilan bergairah dan kenikmatan hidup dengan kesehatan lebih baik dan umur lebih panjang ternyata lebih kuat bahkan dibandingkan dengan kaitan kegemukan dengan berkurangnya usia, demikian isi kajian itu --yang disiarkan Selasa (1/3) di jurnal "Applied Psychology: Health and Well-Being".

"Saya nyaris terkejut, dan tentu saja kaget, untuk menyaksikan betapa konsistensinya data tersebut," kata Ed Diener, pensiunan profesor psikologi di University of Illionis, yang memimpin kajian itu.
Kajian tersebut meneliti delapan jenis berbeda studi jangka panjang dan percobaan pada populasi hewan serta manusia. Misalnya, 5.000 mahasiswa yang diteliti selama lebih dari 40 tahun membuktikan kebanyakan mahasiswa yang pesismisti cenderung meninggal dalam usia lebih muda.

Di laboratorium, semangat positif didapati mengurangi hormon yang berkaitan dengan stress, meningkatkan fungsi kekebalan dan membantu pemulihan jantung setelah orang melakukan kegiatan.
Hewan yang hidup dalam kondisi tertekan seperti kandang yang penuh sesak memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah dan kerentanan lebih tinggi terhadap penyakit jantung, dan mati pada usia lebih muda dibandingkan dengan hewan yang berada di kandang yang tak terlalu penuh penghuni.

Diener menyatakan meskipun dekrit kesehatan saat ini dipusatkan pada kegemukan, merokok, kebiasaan makan dan olah raga, "mungkin sudah tiba waktunya untuk menambahkan 'bergembira lah dan hindari depresi serta kemarahan kronis' pada daftar itu".

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID, 
archive.kaskus.us

Status Meningkat Semakin Banyak Wanita Merokok

Peningkatan status ekonomi dan politik pada kaum wanita mendorong kenaikan jumlah wanita perokok yang mengakibatkan mereka berisiko terserang penyakit dan meninggal dini beberapa dasawarsa ke depan.
Sebuah analisa di 74 negara menemukan bahwa kaum pria lima kali lebih mungkin merokok dibanding wanita di negara-negara dengan pemberdayaan perempuan yang lebih rendah seperti China, Indonesia, Pakistan, Arab Saudi dan Uganda.

Namun di negara-negara dengan pemberdayaan perempuan yang relatif tinggi seperti Australia, Kanada, Norwegia, Swedia, dan Amerika Serikat kesenjangan itu kecil dan jumlah wanita perokok hampir sebanyak pria.
Douglas Bettcher, direktur Inisiatif Bebas Tembakau Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, penemuan itu menunjukkan perlunya pihak berwenang untuk bertindak cepat menekan laju merokok pada kaum wanita, terutama di negara miskin.
"Epidemi tambakau masih dalam tahap awal di banyak negara, tetapi diperkirakan memburuk," katanya dalam pernyataan bersama studi itu yang dipublikasikan dalam WHO Bulletin.
"Kebijakan pengendalian tembakau yang kuat seperti larangan iklan tembakau diperlukan untuk mencegah industri tembakau menyasar kaum wanita," katanya.

Tembakau membunuh hingga setengah penggunanya dan digambarkan WHO sebagai "salah satu ancaman kesehatan publik terbesar yang dihadapi dunia."
Kematian yang terkait dengan tembakau mencapai lebih dari lima juta orang per tahun, dan dapat meningkat hingga melampaui delapan juta orang pada 2030 jika tidak ada aksi untuk mengendalikan merokok, kata sejumlah ahli.

Studi itu memperkirakan bahwa pria merokok hampir lima kali lebih banyak dibanding perempuan di seluruh dunia, tetapi rasio prevalensi merokok wanita terhadap pria berbeda secara drastis.
Contohnya, di China, 61 persen pria dilaporkan menjadi perokok, dibandingkan dengan 4,2 persen wanita, sedangkan di banyak negara kaya jumlah pria dan wanita perokok hampir sama.
Pemberdayaan perempuan diukur oleh Program Pembangunan PBB dengan menggunakan data seperti keterwakilan di parlemen, hak memberikan suara dan membandingkan pendapatan pria dan wanita.
"Studi kami membuat kasus yang kuat untuk mengimplementasikan aktivitas pengendalian tembakau khusus gender...seperti meningkatkan pajak tembakau, meningkatkan grafik peringatan kesehatan, peraturan bebas rokok, serta larangan promosi dan iklan," kata Geoffrey Fong dari Universitas Waterloo di Ontario, kanada, yang memimpin penelitian itu.

Wakilnya Sara Hitchman mengatakan, pihak berwenang perlu melihat dari dekat "cara-cara industri tembakau memanfaatkan perubahaan sosial untuk menyasar kaum wanita, seperti memasarkan rokok kepada wanita sebagai simpol emansipasi."
Kedua penulis itu mengatakan langkah yang bermafaat adalah memantau bagaimana kebijakan harga dan pajak mempengaruhi penyerapan rokok pada wanita di negara-negara tempat tambakau tidak banyak digunakan oleh mereka.

"Penelitian lebih lanjut terhadap pola penyerapan rokok dapat membantu pemerintah mengambil lebih banyak langkah efektif dan mengurangi laju merokok pada kaum wanita pada masa depan," kata Hitcman.

sumber : Antara 
foto : buatwanita.co.cc

Sabtu, 26 Februari 2011

Kuliner di Pecinan Semarang


·         MAKAN adalah aspek yang dominan dari Budaya Tionghoa. Makan merupakan salah satu dari tiga pilar Budaya Tionghoa. Orang-orang Tionghoa sangat memperhatikan urusan makan serta pola hidup sehat dan seimbang.
·         Selama jangka ribuan tahun, orang Tionghoa telah menghimpun kekayaan pengalaman yang tak ternilai dalam masak-memasak serta mengembangkan cara dan gaya masak khas yang mengagumkan. Ragam maupun gaya masaknya unik dari daerah ke daerah, masing-masing dengan kekhasan masakan tersendiri.
·         Bagi orang Tionghoa, sayuran adalah segalanya. Sayuran sama berharganya dengan daging. Jika disuruh memilih, mereka akan memilih sayuran ketimbang daging meskipun harga sayur itu dinaikkan berapa kali lipat. Sayuran yang mereka makan biasanya lebih banyak porsinya daripada daging atau nasi sekalipun.
·         Orang-orang Tionghoa mengonsumsi makanan dalam wadah yang berbeda-beda. Mereka percaya bahwa memisahkan makanan satu sama lain dapat mengontrol berat badan mereka. Biasanya mereka memisahkan makanan dengan mangkok yang berbeda, sesuai jenis makanan atau rasanya (manis, asin, asam, pahit, pedas).
·         Prinsip Yin dan Yang menjadi prinsip hidup serta pola makan mereka. Makanan-makanan `Yin' adalah makanan yang dikukus dan memberikan efek menenangkan, sedangkan makanan `Yang' biasanya adalah makanan yang dibakar dan dapat menghangatkan tubuh. Mereka jarang mengonsumsi makanan yang digoreng. Dengan prinsip Yin dan Yang, mereka yakin pola makannya akan seimbang.
·         Masakan Tionghoa merupakan salah satu dari beberapa gaya makanan yang berasal dari daerah Tiongkok , beberapa di antaranya telah menjadi sangat populer di bagian lain dunia dari Asia ke Amerika, Australia, Eropa Barat dan Afrika Selatan . 
·          
Sumber : Suara Merdeka Sycer News (oleh R Soenarto)
foto : nadrahshahab.blogsome.com

Kembangkan Sikap Kritis di Restoran


ANDA yang mengaku pencinta kuliner sudah saatnya untuk semakin kritis terhadap makanan yang dikonsumsi di restoran.Dengan begitu,Anda bisa memiliki kemampuan untuk memilih menu yang menguntungkan bagi kesehatan.

Konsumen restoran di sejumlah negara di dunia,khususnya Asia Tenggara, dewasa ini sudah semakin menyadari pentingnya mengetahui isi dalam makanan mereka. Hasil riset yang dilakukan oleh Unilever Food Solutions (UFS) belum lama ini menunjukkan hal itu. Konsumen kini kian kritis bertanya tentang tiga hal kepada operator restoran ataupun kantin.Pertanyaan meliputi soal bahan yang terdapat dalam makanan yang mereka santap, bagaimana makanan itu dipersiapkan, dan kandungan nutrisi dalam sajian tersebut.

Penemuan yang tertuang dalam World Menu Report itu menyebutkan, sembilan dari sepuluh konsumen ingin tahu lebih banyak tentang apa yang mereka konsumsi. Dengan kata lain, mereka menginginkan transparansi dalam tiga hal yang sudah disebutkan di atas. UFS melakukan penelitian itu di tujuh negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris, China, Jerman, Rusia, Brasil,dan Turki.“Negara-negara tersebut sudah merepresentasikan dunia dan sangat relevan dengan kondisi di Asia Tenggara.

Konsumen bisa semakin punya pilihan setelah mendapatkan informasi mengenai apa yang terkandung di dalam makanan mereka,” kata Managing Director Unilever Food Solutions Indonesia Adam Djokovic di Jakarta,Kamis (24/2). Kecenderungan untuk banyak bertanya juga mulai ditunjukkan oleh konsumen restoran di Indonesia, meski mungkin lingkupnya masih terbatas pada kalangan menengah atas yang “melek” pengetahuan.

Pertanyaan umum di tempat makan seperti “menu apa yang paling enak di sini dan berapa harganya”, sebaiknya mulai diubah menjadi pertanyaan kritis yang mencakup tiga hal yang telah disebutkan sebelumnya. Menurut Nutrition Specialist InterMED Health Care & Beauty Clinic Diana Suganda, memang cara satu-satunya untuk mendapatkan informasi yang konsumen butuhkan adalah bertanya kepada operator restoran. ”Mungkin kita akan dibilang bawel,tapi tidak apaapa.

Yang penting kalau sudah mendapatkan informasi yang jelas, kita bisa memilih makanan, tentu saja yang lebih sehat” ujar Diana. Berdasarkan pengalamannya, Diana menyebutkan bahwa orang yang peduli pada kesehatan dan memiliki tingkat pengetahuan memadai selalu ingin tahu kandungan serta takaran gizi dalam makanan mereka.“Pertanyaan mereka lebih detail dan nyecer. Mereka ingin tahu ‘apa sih yang masuk ke badan saya’?”ungkap Diana.

Lantas, bisakah nilai nutrisi yang sesuai anjuran kesehatan ditakar pada saat kita makan di luar rumah? Menurut Diana, bisa saja hal itu dilakukan bila pihak restoran dan juru masak mau bersikap transparan serta bersedia memberikan informasi sebanyak yang konsumen mau. Atau, konsumen boleh meminta pihak restoran untuk mengolah menu yang sesuai dengan keinginannya.

Mungkin bisa dikurangi kadar garam,gula, ataupun kalorinya. “Ada lho restoran di Papua yang tidak hanya menjelaskan isi dalam makanan tertentu, tapi juga kandungan gizinya. Cara ini mungkin yang harus dikembangkan di banyak restoran yang lain,” kata Diana.
           
 Sumber : Koran Sindo (oleh titi s apridwaty)
foto : seffia.blogspot.com

Minggu, 20 Februari 2011

Rajin Jogging Bikin Orang Makin Pintar

Jogging atau berlari disukai banyak orang karena mudah dilakukan dan murah meriah. Selain membuat tubuh sehat, rajin melakukan jogging juga bisa membuat orang makin pintar.

Beberapa penelitian modern telah mengkategorikan jogging sebagai olahraga yang cocok dilakukan untuk semua kelompok usia, karena tidak memerlukan peralatan dan persyaratan khusus untuk melakukannya.

Tak hanya itu, penelitian juga menemukan bahwa jogging yang dilakukan secara rutin dan konsisten dapat pula menjadi latihan otak yang dapat meningkatkan kemampuan intelektualitas.

"Jogging tidak hanya bermanfaat untuk otot tetapi juga otak Anda," jelas Dr Kisou Kubota, pemimpin studi dari Nihon Fukushi University di Handa, Jepang, seperti dilansir Preventdisease, Kamis (30/12/2010).

Menurut Dr Kubota, hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang rutin melakukan jogging dapat mengalami perbaikan memori, kemampuan mental serta fungsi kognitif yang signifikan. Olahraga ini juga dapat membantu memerangui depresi.

Dalam penelitian ini, tim Dr Kubota mempelajari tujuh orang muda yang sehat dengan memulai jogging selama 30 menit, 2 sampai 3 kali seminggu paling sedikit selama 12 minggu.

Setiap partisipan juga menjalani serangkaian tes berbasis komputer yang kompleks, untuk membandingkan kemampuan memori sebelum dan sesudah program jogging dilakukan.

Hasilnya, setelah 12 minggu melakukan jogging, nilai tes secara signifikan meningkat. Ini menunjukkan bahwa jogging tidak hanya memberikan manfaat kesehatan pada tubuh, tetapi juga pada otak.

Alasan bagaimana olahraga ini bisa memperkuat ketajaman mental belum jelas, tetapi penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jogging bisa mempertahankan aliran darah yang sehat dan oksigen yang dapat melindungi otak.

"Suatu hari nanti hasil penelitian ini dapat membantu dokter dan menemukan cara bahwa latihan jogging dapat membantu pasien Alzheimer untuk meningkatkan fungsi kognitifnya," tutup Dr Kubota.
 
Sumber : Merry Wahyuningsih - detikHealth
(Foto: thinkstock)

Akibat Tidak Pernah Olahraga

Tubuh manusia didesain untuk selalu bergerak sehingga sangat dianjurkan untuk rajin olahraga. Namun kesibukan sering tidak menyisakan waktu luang untuk melakukannya. Dan inilah akibatnya jika tidak pernah olahraga.

Ketika otot dan rangka tubuh bergerak, denyut jantung akan meningkat sehingga darah beserta oksigen dan nutrisi yang dibawanya akan terdistribusi dengan baik. Mekanisme ini tidak terjadi jika tubuh tidak olahraga.

Terganggunya distribusi oksigen paling berdampak pada otot, yang menyebabkan rasa pegal-pegal di seluruh tubuh. Otot akan terasa kaku-kaku saat kekurangan oksigen, yang memang berfungsi menjaga fleksibilitas atau kelenturan otot.

Selain itu, kekurangan oksigen juga menyebabkan kerja otak tidak maksimal sehingga mudah pusing dan susah menjaga konsentrasi. Otak yang ukurannya hanya 2 persen dari total massa tubuh dikenal sangat rakus, sebab konsumsi oksigennya mencapai 20 persen kebutuhan total seluruh tubuh.

Pengaruhnya terhadap sistem saraf, tidak bergerak seharian saja akan menyebabkan bagian-bagian tertentu dari tubuh mengalami tekanan yang konstan sepanjang hari. Akibatnya terjadi gangguan saraf di bagian tersebut dan memicu berbagai keluhan ringan seperti nyeri dan kesemutan.

Tidak bergerak dan berolahraga juga akan berdampak pada distribusi cairan limpa. Tidak seperti darah yang memiliki jantung sebagai pemompanya, limpa sangat tergantung pada gerakan otot untuk bisa didistribusikan ke berbagai jaringan tubuh.

Padahal cairan limpa yang diproduksi oleh suatu kelenjar tanpa saluran (ductless) ini merupakan bagian dari sistem imun atau kekebalan tubuh. Dampaknya tentu saja kekebalan tubuh akan menurun, sehingga mudah terserang penyakit terutama jika sedang musim flu.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Hong Kong pernah mengungkap, dampak jangka panjang dari tidak pernah berolahraga tidak kalah berbahayanya dengan merokok. Penelitian yang dilakukan tahun 2004 itu menyebut, 20 persen penyebab kematian orang dewasa berusia 35 tahun ke atas adalah kurang olahraga.

Risiko kanker pada pria meningkat 45 persen akibat tidak pernah berolahraga, sementara pada wanita peningkatannya lebih kecil yakni 28 pesen. Risiko gangguan pernapasan yang berhubungan dengan kesehatan paru-paru juga meningkat sebesar 92 persen pada pria dan 75 persen pada wanita.

Dikutip dari Naturalnews, Rabu (19/1/2011), serangan jantung termasuk risiko jangka panjang yang meningkat jika tidak pernah berolahraga. Pada pria peningkatannya mencapai 52 persen, sementara pada wanita sebanyak 28 persen.

Jika Anda tidak punya cukup banyak waktu usahakan olahraga 15 menit tiap hari seperti drible bola, lari, berenang, jogging. Intinya bergeraklah agar badan tidak sakit.

Ciri-ciri orang tidak pernah olahraga

Meski tidak selalu memberikan dampak yang sama pada setiap orang, gaya hidup sedentary atau kurang olahraga seringkali memberikan ciri khusus pada penampilan seseorang. Tanda-tanda yang paling mudah dikenali adalah tubuh gemuk dan bergelambir karena kelebihan lemak.

Kurang olahraga juga menyebabkan wajah seseorang cenderung tampak lesu, letih sepanjang hari dan kurang bergairah. Karena kurang olahraga juga memicu gangguan tidur, pada pagi hari orang itu pasti sering mengeluh masih mengantuk karena semalam tidurnya tidak nyenyak.

Ciri lain yang bisa dikenali adalah napas terengah-engah jika diajak naik turun tangga atau berlari mengejar bus kota. Selain itu jika di sekitarnya banyak yang terserang flu, tidak lama kemudian orang itu pasti akan ketularan. Jika sudah demikian, sarankan padanya untuk lebih sering berolahraga.

Sumber : AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
foto: Thinkstock

Waspadai Efek Samping Tak Terduga Saat Olahraga

Selain pola hidup sehat dan nutrisi yang cukup, syarat lain untuk mendapatkan tubuh sehat dan bugar adalah olahraga secara teratur. Namun olahraga juga bisa memicu efek samping yang tidak terduga, meski tetap lebih banyak manfaatnya.

Berikut ini beberapa efek samping yang bisa terjadi saat olahraga, seperti dikutip dari Montrealgazette, Selasa (15/2/2011).

1. MenguapJangan heran jika sesekali menguap saat berolahraga, sebab hal itu menandakan bahwa tubuh sedang menjalani dalam tahap pemanasan. Menguap adalah cara tubuh untuk beradaptasi dengan aktivitas yang baru, termasuk saat bangun tidur dan kemudian harus mulai berkegiatan.

Sesekali menguap di awal-awal olahraga adalah hal yang wajar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun jika terus menerus menguap, konsultasikan dengan dokter karena kemungkinan ada masalah pada jantung dan pembuluh darahnya dalam menjalankan fungsinya mengangkut oksigen.

2. KentutSaat melakukan olahraga seperti yoga atau sit-up, kontraksi pada otot paha dan perut dapat memberi tekanan di sekitar organ pencernaan. Akibatnya jika produksi gas di lambung sedang berlebihan, risiko untuk kentut akan meningkat.

Agar tidak terkentut-kentut di dalam ruangan fitness, sebaiknya hindari sarapan dengan makanan yang memicu produksi gas pencernaan saat merencanakan untuk berolahraga. Susu, kacang-kacangan, kubis dan brokoli termasuk jenis makanan yang harus dihindari.

3. Kram ototPenyebab kram otot sangat kompleks, namun pada umumnya dipicu oleh ketidakseimbangan elektrolit dan cairan tubuh. Sepatu dan pakaian olahraga yang terlalu ketat atau tidak nyaman di badan juga bisa memicu kram otot.

Kram otot bisa dicegah dengan menjaga kecukupan air dan elektrolit, serta memilih sepatu dan pakaian olahraga yang tidak terlalu ketat. Makan pisang sebelum olahraga juga bisa membantu, sebab pisang kaya akan potasium yang berperan penting dalam metabolisme energi.

4. OrgasmeBagi sebagian orang, aktivitas fisik yang intens (terlalu bersemangat) bisa memicu orgasme spontan yakni orgasme yang tidak dipicu oleh rangsang seksual. Jenis olahraga yang bisa memicu orgasme spontan biasanya melibatkan otot-otot perut dan sekitar genital (alat reproduksi), contohnya sit up.

5. Ear poppingOlahraga yang berat dalam waktu yang lama sering menyebabkan tekanan dalam rongga telinga meningkat, sehingga memberi sensasi telinga seperti tersumbat. Menguap atau membuka mulut lebar-lebar kadang-kadang bisa melegakan sensasi tersebut dan memicu letupan kecil yang disebut dengan istilah ear popping.

6. AlergiAlergi terhadap aktivitas fisik yang berlebihan sebenarnya sangat jarang, yakni hanya sekitar 0,5 persen. Namun seperti halnya pada alergi makanan, alergi olahraga juga bisa memicu reaksi gatal-gatal, bersin dan ruam kemerahan di permukaan kulit.

Bila punya riwayat alergi yang sulit dikendalikan, dokter mungkin akan meresepkan EPI pen (epinephrin pen) yang bisa disuntikkan sendiri saat terjadi serangan akut. Atau jika tidak, siapkan antialergi yang tidak menyebabkan kantuk agar tetap bisa berolahraga.

Sumber : AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
foto: Thinkstock

Cara Mengencangkan Paha dan Bokong

Memiliki paha dan bokong yang kencang dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri, mencapai kebugaran dan memungkinkan Anda menggunakan pakaian apa saja yang diinginkan. Bagaimana caranya?

Paha dan bokong sering menjadi masalah karena adanya penumpukan lemak di daerah tersebut. Untuk mengencangkan dua bagian tubuh tersebut dapat dilakukan dengan membakar kelebihan lemak tubuh dengan latihan kardiovaskular dan membangun otot dengan latihan beban.

Kelebihan lemak dapat menyembunyikan kekencangan otot. Latihan kardiovaskular seperti berjalan, berenang, aerobik dan bersepeda yang dilakukan 30 hingga 45 menit sehari dapat membakar kelebihan lemak pada bagian paha dan bokong, seperti dilansir Livestrong, Sabtu (19/2/2011).

Selain membakar lemak di bagian paha dan bokong, latihan kardiovaskular juga dapat meningkatkan sistem metabolisme tubuh, sehingga mempercepat pembakaran kalori di dalam tubuh yang mencegah terjadinya penumpukan lemak.

Latihan untuk mengencangkan paha

Paha terdiri dari otot quadricep (paha depan) dan hamstring (paha belakang). Ketika otot-otot ini kencang, maka kaki akan terlihat ramping. Membangun massa otot di paha dapat dilakukan dengan latihan kardio dan latihan beban.

Squat adalah latihan yang cukup umum dan juga gerakan yang sangat efektif untuk mengencangkan paha. Latihan ini dilakukan dengan berdiri setengah jongkok dengan kaki dan pinggul dilebarkan.

Tumpukkan berat badan pada tumit, tekut lutut dan lakukan gerakan jongkok serendah mungkin atau sampai pada sejajar dengan lantai, kemudian kembali pada posisi berdiri. Coba dengan menambah beban untuk meningkatkan tantangan pada otot paha.

Latihan untuk mengencangkan bokong

Untuk mengencangkan bokong, yang perlu ditargetkan adalah otot-otot gluteus (otot pada bokong). Salah satu latihan yang bisa dilakukan adalah menekuk lutut, dengan melangkahkan satu kaki ke depan kemudian tekuk. Latihan ini juga dapat ditambah dengan mengangkat barbel di tangan. Lakukan latihan ini dua atau tiga hari seminggu selama 30 sampai 40 menit.

Latihan lain yang bisa mengencangkan bokong adalah glute kickbacks, yaitu dengan posisi seperti posisi merangkak dengan bertumpu pada dua tangan dan satu lutut kaki, sedangkan kaki satunya diangkat ke atas dengan membentuk huruf L antara betis dan lutut. Ulangi dengan kaki yang berlawanan.

Sumber : Merry Wahyuningsih - detikHealth
(Foto: thinkstock)

6 Penyakit Orang Kantoran

Di zaman modern sekarang ini, para pekerja lebih banyak menghabiskan waktunya di belakang meja. Menurut data Urban Institute, jumlah pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik memang telah bekurang 10 persen di tahun 1950.

Duduk berjam-jam di belakang meja bukannya tanpa risiko. Gangguan kesehatan seperti nyeri punggung, mata lelah, hingga gangguan tidur bisa ditimbulkan dari gaya hidup kurang gerak ditambah lingkungan kerja yang penuh stres tersebut. Apa saja risiko kesehatan yang mengintai “orang kantoran?”

1. Sindrom karpal tunnel
Sindrom ini merupakan gejala dari adanya nyeri, rasa kesemutan, serta baal di jari tangan. Gangguan ini bisa timbul karena penekanan mekanis yang berulang dan ritmis, seperti mengetik. Untuk mencegahnya, lakukan peregangan ringan untuk mengendurkan tegangan di pergelangan tangan. Setelah mengetik, istirahatkan tangan sejak. Konsultasikan pada dokter jika gejala dirasakan cukup mengganggu.

2. Nyeri punggung bawah
Duduk selama berjam-jam, terlebih dengan postur tubuh yang salah atau kursi yang ergonomis, bisa berakibat buruk pada tulang belakang. Menurut sebuah penelitian, nyeri punggung merupakan alasan utama para karyawan untuk mangkir dari pekerjaan. Posisi duduk yang benar adalah duduk dengan membagi beban berat tubuh sehingga tidak hanya bertumpu pada pinggang.
Selain memerhatikan postur tubuh saat duduk, olahraga secara teratur termasuk aktivitas pengencangan perut bisa mengurangi rasa nyeri di bagian punggung bawah. Selain itu, hindari duduk dengan kondisi dompet terlalu penuh karena bisa menimbulkan tekanan pada saraf di bagian panggul.
3. Masalah pada sendi
Tubuh manusia diciptakan untuk bergerak dan berada dalam satu posisi yang lama bisa membuat sendi tegang. Karena itu, secara teratur berdiri dan berjalan-jalanlah di sela waktu kerja.
4. Mata lelah
Menatap layar komputer terlalu lama bisa membuat penglihatan terganggu dan mata sensitif. Menurut Mayo Clinic, gejala-gejala seperti mata kering, berair, sakit kepala, atau sakit leher, bisa digolongkan sebagai gejala mata lelah (eyestrain). Untuk mencegahnya, besarkan ukuran huruf di layar komputer sehingga Anda tidak perlu terlalu sering berkedip. Selain itu, kurangi pancaran sinar dari layar komputer dan istirahatkan mata secara berkala dengan cara menatap ke arah lain.

5. Bakteri
Meja kerja, dalam hal kandungan bakterinya, ternyata lebih banyak dan lebih kotor dibanding toilet. “Bakteri berkumpul di meja karena biasanya orang melakukan banyak hal di sana, mulai dari makan dan menyimpan benda, namun jarang membersihkannya,” kata ahli mikrobiologi dari Universitas Arizona, Dr Charles Gerba. Anda bisa mengurangi jumlah bakteri dengan rutin membersihkan meja dengan lap dan cairan antibakteri setiap harinya.

6. Situasi stres
Satu dari enam pekerja di Amerika mengatakan, rasa kesal dan marah di kantor bisa menimbulkan dampak buruk. Sekitar 2-3 persen mengatakan, mereka pernah menampar atau memukul rekan kerjanya. Selain itu, 22 persen pekerja mengaku pernah menangis akibat rasa stres di tempat kerja.
Tekanan atau stressor kecil bisa dikendalikan dengan cara menarik napas panjang dan melakukan teknik relaksasi yang bisa dilakukan sambil duduk. Atau, luangkan waktu untuk berjalan-jalan di taman dan tempat lain untuk mengalihkan perhatian sejenak. Konflik yang terjadi dengan rekan kerja bisa diatasi dengan bantuan mediasi pihak ketiga agar tidak menumpuk dan menimbulkan tindakan yang tak diharapkan.

Sumber : Detikhealth