Selasa, 12 Oktober 2010

Penting Ajak Bayi Keluar Rumah Sesekali


Kehadiran bayi kecil memang memerlukan adaptasi dalam kehidupan sebuah keluarga. Namun, si kecil yang baru hadir ini pun perlu diajari mengenai bersosialisasi. Tempat pertamanya adalah dalam keluarga. Setahun pertamanya adalah tantangan yang cukup berat baginya untuk mengenal banyak hal dalam waktu singkat. Ada baiknya untuk mengajak bayi berkenalan dengan dunia luar dan orang-orang lain. Ini akan memungkinkannya berkomunikasi dan berinteraksi sejak usia dini.

Menurut dr Suririnah, pengarang Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan, bayi sangat tertarik memerhatikan bayi lain dan suatu ketika dapat berinteraksi dengan bayi lain dengan cara menyentuh atau memukul mereka. Bayi bisa diperkenalkan dengan dunia lain dengan banyak cara. Berikut adalah beberapa pertimbangan untuk mengajak bayi bersosialisasi yang disarankan oleh dr Suririnah:

* Perkenalkan bayi dengan lingkungan sosial sebanyak mungkin. Membawa bayi ke luar bisa membantu Anda dan bayi memperoleh pergantian lingkungan dan variasi kegiatan sehari-hari. Bayi akan menikmati bepergian keluar bersama Anda. Ia jadi bisa menikmati stimulus/rangsangan dari wajah-wajah, suara, dan lingkungan baru yang akan ditemuinya dalam perjalanan.

* Cobalah bergabung dengan perkumpulan ibu-ibu dan bayi mereka. Makin banyak lingkungan sosial yang bisa diperkenalkan kepada bayi, makin baik, karena dunianya akan makin luas.

* Ajak bayi ke kelompok bermain atau ke kolam renang umum. Hal ini memberinya kesempatan untuk berada di kelompok besar. Bayi akan belajar bahwa senyum yang biasa ia lakukan di rumah ternyata akan mendapat respon yang sama ketika di luar rumah. Ia pun belajar bahwa dia memiliki pengaruh positif bagi lingkungan sekitarnya.

Dr Suririnah mengingatkan agar menjauhkan bayi dari bayi lainnya jika ia sedang merasa kesal, gelisah, atau ada yang sedang sakit. Bayi mudah terkena infeksi, batasi kontak bayi dengan penyakit. Disarankan pula untuk mengajak anak duduk di meja makan saat makan keluarga meski si bayi belum belajar makan makanan padat. Ia akan mendapat kesempatan untuk melihat interaksi di sekelilingnya.

Sumber : Kompas.com
Foto:gettyimages


Tanda-tanda Anak Autis yang Patut Dicurigai

BANYAK orangtua yang merasa ketakutan anaknya akan terlahir autis. Beberapa tanda autis sebenarnya bisa dideteksi mulai dari bayi lahir hingga anak berumur lima tahunan. Deteksi dini bisa mengurangi beban mental dan mempercepat penanganan maupun penyembuhan anak autis.

Autis terjadi pada 1 dari 700 orang dan lebih banyak terjadi pada laki-laki. Gejala autis biasanya sudah bisa terlihat sejak umur 18 bulan hingga 3 tahun. Beberapa tanda autis juga bisa diketahui sejak bayi.

Anak autis memiliki perkembangan otak yang tidak biasa dan menghasilkan sikap introvert (tertutup), tidak mau berinteraksi dengan lingkungan dan mungkin menjengkelkan bagi sebagian orangtua karena sikapnya yang seakan-akan tidak menurut.

Seperti dikutip dari Disabledworld, Selasa (16/2/2010), berikut ini beberapa gejala autis yang bisa dideteksi mulai dari bayi hingga tahun kelima pertumbuhan anak:

Baru lahir
Sejak bayi, anak autis biasanya tidak bisa merasakan atau merespons kehadiran orangtuanya. Ia tidak akan tertarik untuk melakukan kontak mata dan cenderung tertarik dengan objek yang bergerak. Bayi autis juga lebih banyak diam dan tidak menangis selama berjam-jam.

Tahun Pertama
Ada sejumlah kemampuan utama yang umumnya dicapai anak anak dalam usia setahun antara lain berdiri dengan bantuan orangtua, merangkak, mengucapkan sebuah kata sederhana, menggerakkan tangan, tepuk tangan atau gerak sederhana lainnya.

Jika anak tidak dapat melakukan kemampuan ini, tidak berarti itu gejala autisme. Ia dapat saja mencapai kemampuan itu nanti. Namun tak ada salahnya untuk waspada dan segera periksakan jika anak tak mencapai satu pun kemampuan umum diatas.

Tahun Kedua
Gejala autisme terlihat lebih jelas jika anak tidak tertarik pada ibunya atau orang lain, jarang menatap atau tidak terjadi kontak mata, tidak menunjuk atau melihat pada objek yang diinginkan, tak dapat mengucapkan dua patah kata, kehilangan kata-kata yang sebelumnya ia kuasai, mengulang-ulang gerakan seperti menggoyangkan tangan atau mengayunkan tubuh ke depan-belakang, tidak suka bermain, sering berjalan berjinjit.

Tahun Ketiga-Kelima
Gejala autisme setelah tahun kedua, semua yang terjadi pada tahun sebelumnya di atas dengan tambahan terobsesi oleh suatu objek tertentu seperti mainan atau game, sangat tertarik dengan suatu rutinitas, susunan atau keteraturan benda, sangat marah jika keteraturan atau susunan benda terganggu, sensitif terhadap suara keras yang sebenarnya tidak mengganggu anak lainnya dan sensitif terhadap sentuhan orang lain seperti tak suka dipeluk.

Jika bayi memiliki salah satu atau beberapa gejala di atas, segera periksakan ke dokter spesialis untuk meyakinkan kekhawatiran orangtua dan meringankan beban mental sedini mungkin.

Tapi jika anak didiagnosa autis, jangan lekas merasa bersalah dengan menyalahkan diri karena tidak menjaga kandungan dengan baik selama kehamilan. Perlu diingat, lahirnya anak autis bukan kesalahan ibunya. Bahkan hingga kini penyebab autis masih belum dapat dipastikan.

Sebaliknya, usahakan tetap memberikan cinta dan kasih sayang layaknya pada anak normal. Anak autis hanyalah anak yang punya kondisi otak berbeda dengan anak lainnya. Sadari pula bahwa anak autis adalah anak spesial karena memiliki kemampuan yang berbeda dengan anak umumnya, oleh karena itu penanganannya pun harus spesial.

Lakukan konsultasi secara rutin dengan pakar dan jika perlu, masukkan anak ke sekolah khusus. Tapi jika kondisinya masih sedang dan tidak terlalu berat, cukup beritahukan pada gurunya bahwa ia butuh perhatian khusus. Yang perlu diketahui pula, penderita autis bisa disembuhkan asal rajin dan telaten mengawasi anak tersebut.

Jadi ketika suatu hari orangtua menyadari bahwa sampai usia 3 tahun anak tetap tidak memberi respons atau tidak bersikap interaktif seperti anak-anak lainnya, orangtua patut curiga 'Mungkinkah anak saya autis?'

Sumber : Banjarmasinpost.co.id
Foto:gettyimages



Bayi yang Sering Digendong Bisa Lebih Pintar

SAAT si kecil menangis atau sedang rewel orangtua biasanya langsung menggendongnya. Ternyata banyak keuntungan yang didapat jika bayi sering digendong, salah satunya bayi akan terdorong untuk belajar dan menjadi lebih pintar.

Bayi yang sering digendong akan menghabiskan waktu lebih sedikit untuk menangis atau rewel, sehingga si kecil memiliki banyak waktu dan energi untuk membantunya tumbuh dan berkembang secara fisik serta mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

Jika bayi diposisikan dalam gendongan, maka ia bisa melihat sekelilingnya dan mencoba untuk memilih serta mengambil apa yang diinginkannya. Kemampuan untuk membuat pilihan ini dapat meningkatkan kemampuannya untuk belajar.

Selain itu bayi juga terlibat langsung dalam dunia orang yang menggendongnya, seperti bayi melihat apa yang orangtuanya lihat, mendengar apa yang orangtuanya dengar serta turut merasakan yang orang lain rasakan.

Seperti dikutip dari The Baby Book karangan William and Martha Sears MD, Senin (1/3/2010) bayi yang digendong akan menjadi lebih sadar serta dapat memahami wajah, ritme langkah dan juga aroma orangtuanya seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, naik turunnya suara serta pola pernapasan dan emosi dari orang yang menggendongnya. Hal lainnya adalah orangtua menjadi lebih sering berinteraksi dengan bayinya sehingga membantu bayi belajar menjadi manusia.

Pengalaman-pengalaman yang didapat si kecil dari lingkungannya bisa menstimulasi saraf-saraf untuk berkembang dan berhubungan dengan saraf lainnya di dalam tubuh, hal ini turut berperan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan otaknya serta membentuk koneksi yang baik.

Karena berbagai stimulasi yang diterimanya tersebut bayi akan dirangsang untuk belajar sehingga kemungkinan meningkatkan kemampuan kognitifnya. Kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan menggendong bayi salah satunya peningkatan perkembangannya berbicara dan mendengar.

Suara-suara normal yang didengarnya seperti suara aktivitas sehari-hari bisa memiliki nilai belajar bagi bayi atau justru dapat mengganggunya. Jika bayi sedang sendiri maka suara tersebut bisa membuatnya takut, tapi jika bayi dalam posisi digendong maka memiliki arti pembelajaran buat si kecil.

Manfaat lain yang bisa didapatkan dengan seringnya menggendong bayi adalah ikatan yang kuat antara orangtua dan bayinya. Serta memberikan cara pengasuhan yang tepat karena keduanya saling memberi dan membentuk interaksi dua arah.

Ada berbagai gaya dalam menggendong bayi seperti:

   1. Gendongan buaian yang sangat bermanfaat bagi bayi baru lahir hingga berusia 1 tahun.
   2. Gendongan posisi meringkuk yang berguna untuk bayi baru lahir hingga usia 6 bulan.
   3. Gendongan model kanguru yang bisa dimulai saat bayi berusia 3 hingga 6 bulan.
   4. Digendong dengan kaki mengangkang yang dimulai saat bayi berusia 3-6 bulan atau sudah bisa duduk tanpa bantuan.

Sumber : Banjarmasinpost.co.id
Foto:gettyimages

Lawan Kanker dengan Kekuatan Cinta

Jakarta, Saat didiagnosis kena penyakit kanker kebanyakan orang akan berpikir hidupnya tidak akan lama lagi, dan muncul perasaan sedih hingga putus asa. Tapi perasaan dicintai serta mencintai bisa sangat membantu mengoptimalkan pengobatan yang sedang dijalani.

Proses penyembuhan penyakit kanker memerlukan waktu yang tidak sebentar. Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dari pasien. Karena itu dibutuhkan dukungan dan perhatian dari orang-orang disekitarnya untuk membangkitkan semangatnya.

"Penyakit kanker sebenarnya penyakit yang bisa disembuhkan, tapi untuk mencapai itu dibutuhkan proses serta daya tahan tubuh yang bagus dan optimal," ujar Dr Maria Astheria Witjaksono, MPALLC (FU) dari RS Kanker Dharmais dalam acara support group CISC (Cancer Information and Support Center) di Imam Bonjol, Jakarta, (14/2/2010).

Dr Maria menuturkan hal yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dari seorang pasien kanker adalah adanya harapan, semangat untuk bertahan hidup, kasih sayang dari orang-orang disekitarnya serta perasaan dicintai dan mencintai.

"Perasaan cinta bisa membangkitkan semangat, harapan dan gairah dari diri si pasien untuk terus bertahan dan berobat sehingga pengobatan yang dilakukannya bisa optimal," ujar dokter bagian perawatan paliatif RS Kanker Dharmais.

Pengobatan kanker seperti kemoterapi membutuhkan kondisi pasien yang baik dan memiliki daya tahan tubuh yang tinggi. Karena selain membunuh sel-sel kanker di dalam tubuh, pengobatan ini juga menimbulkan efek samping bagi pasien itu sendiri. Jika pikiran dan hatinya tenang, maka pengobatan kemoterapi yang dijalaninya juga bisa lebih maksimal.

Pasien kanker diharapkan belajar untuk mencintai orang-orang dengan cara memaafkan semua kesalahan orang lain, dengan begitu hatinya akan menjadi lebih lega dan tenang. Sedangkan perasaan dicintai akan meningkatkan semangat pasien untuk bertahan dan berpikir bahwa hidupnya masih berarti untuk orang-orang terdekatnya.

"Kalau orang masih menyimpan dendam atau marah pada orang lain, maka hal ini bisa mempengaruhi hidupnya seperti nafsu makan berkurang, tidak bisa tidur yang dapat menurunkan daya tahan tubuhnya. Sehingga bisa mempengaruhi efek dari pengobatan yang sedang dijalaninya," ungkapnya.

Dr Maria menuturkan ada 5 tahapan yang dilalui oleh pasien kanker, yaitu:

Tahapan menolak.
Perasaan ini sering dialami oleh pasien kanker yang baru didiagnosis menderita salah satu jenis kanker.

Rasa marah.
Perasaan ini timbul pada diri pasien, kenapa harus saya yang sakit? Terkadang ada pasien yang merasa marah pada Tuhan.

Mencoba untuk menerima keadaan.
Pasien mulai mencoba bernegosiasi dengan kondisinya dan menerima keadaan yang ada.

Perasaan depresi.
Pasien merasa stres dan depresi dengan keadaan yang ada, seperti bagaimana nanti kehidupan keluarganya, siapa yang akan mengurus suami/istri dan anak-anaknya.

Tahapan menerima keadaan.
Pada tahap ini pasien sudah bisa menerima keadaannya dan pasrah dengan segala kondisi yang ada.

"Setelah menerima kondisi tubuhnya, maka tahap selanjutnya adalah menyesuaikan diri dengan keadaan penyakitnya. Karena seseorang tidak bisa terus menerus menyalahkan dirinya, tapi harus bangkit dan berjuang melawan penyakit tersebut," tambahnya.

Sumber : DetikHealth
Foto : Ilustrasi (Foto: sober)

Adakah Kaitan Kanker Payudara dan Kebiasaan Pakai Bra Kawat?

New York, Wanita banyak yang menggunakan bra kawat karena bisa menyangga payudara lebih kuat. Namun belakangan muncul kekhawatiran penggunaan bra kawat tiap hari bisa menghalangi aliran kelenjar getah bening yang memicu kanker payudara.

"Jawaban singkatnya adalah tidak dan mitos tersebut tidak benar," ujar Dr Ted Gansler, direktur medis untuk American Cancer Society, seperti dikutip dari New York Times, Kamis (18/2/2010).

Banyak yang percaya bra kawat bisa menekan sistem kelenjar getah bening payudara yang mengakibatkan akumulasi racun di dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan kanker payudara.

"Tidak ada bukti terpercaya yang dimuat dalam jurnal ilmiah yang menunjukkan penggunaan bra mencegah keluarnya racun dengan menghalangi aliran kelenjar getah bening. Hal ini tidak sesuai dengan konsep ilmiah mengenai bagaimana kanker payudara berkembang," ujar Dr Gansler.

Dr Gansler dan tim membandingkan data National Cancer Institute terhadap risiko kanker payudara pada perempuan yang dirawat akibat melanoma (kanker kulit) yang telah dihapus beberapa kelenjar getah bening di ketiaknya dengan perempuan yang tidak. Operasi yang dilakukan untuk menghambat drainase getah bening dari jaringan payudara.

Hasilnya didapatkan tidak ada angka peningkatan kanker payudara pada perempuan yang melakukan operasi tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan pengunaan bra kawat yang diduga dapat menekan sistem getah bening dan menyebabkan kanker payudara tidaklah benar.

Fakta lain menunjukkan tidak adanya penurunan diagnosa kanker payudara di tahun 1960-an, karena pada tahun tersebut sebagian besar kaum perempuan pergi tanpa menggunakan bra jadi seharusnya kejadian kanker payudara menurun tapi yang terjadi tidak demikian.

Fakta yang didapat tak ada kaitannya antara menggunakan bra dengan kanker payudara, tapi pola hidup dan pola makanlah yang lebih banyak menjadi penyebab
seseorang terdiagnosis kanker payudara.

Sumber : DetikHealth
Foto : tipsmemperbesarpayudara.com

Demi Payudara Sehat, Jangan Pakai Bra 24 Jam

Jakarta, Beberapa wanita percaya menyangga payudara secara terus menerus bisa menghindari payudara turun. Namun kebiasaan itu ternyata bisa memicu peningkatan suhu tubuh sekitar payudara yang lama-lama berisiko terkena kanker.

Dua ilmuwan Sydney Singer dan istrinya Soma Grismaijer pada tahun 1991 melakukan penelitian mengenai berapa lama waktu yang ideal untuk memakai penutup dada wanita atau bra?

Jawabannya ternyata kurang dari 12 jam. Wanita yang ingin menghindari kanker payudara harus memakai bra dalam waktu sesingkat mungkin, dan sebaiknya kurang dari 12 jam per hari.

Singer dan Grismaijer mempelajari kebiasaan memakai bra 4.500 wanita di lima kota di seluruh Amerika Serikat. Hasil studinya telah dipublikasikan dalam sebuah buku Dressed To Kill: The Link Between Breast Cancer and Bras.

Hasil studi menunjukkan wanita yang memakai bra selama 24 jam sehari berisiko paling tinggi terkena kanker payudara. Sedangkan wanita yang jarang memakai bra paling sedikit risikonya.

Perbandingan hasil studi tersebut menunjukkan:
  1. 3 dari 4 wanita yang memakai bra 24 jam per hari
  2. 1 dari 7 wanita yang memakai bra lebih dari 12 jam per hari, tetapi tidak menggunakannya saat tidur
  3. 1 dari 152 wanita yang memakai bra kurang dari 12 jam per hari
  4. 1 dari 168 wanita yang jarang atau bahkan yang tidak pernah memakai bra sama sekali

Jadi risiko wanita yang memakai bra selama 24 jam memiliki 125 kali lipat risiko terkena kanker payudara dibanding yang jarang memakai bra.

Waktu yang paling tepat untuk mengistirahatkan payudara dengan tanpa memakai bra adalah saat tidur. "Jangan tidur dengan bra," kata Sydney Singer, seperti dilansir dari chetday, Jumat (23/4/2010).

Memijat payudara disertai menarik napas panjang setiap kali melepas bra dapat memperlancar aliran getah bening dan mencegah berkembangnya kanker pada payudara.

Sistem limfatik pada payudara hanya berkembang sepenuhnya selama kehamilan dan menyusui, sehingga wanita yang memakai bra sehari-hari, menunda memiliki anak dan yang tidak menyusui dapat terkena risiko kanker payudara lebih tinggi.

Sekitar 75 persen wanita yang terkena kanker payudara sebenarnya tidak memiliki faktor risiko kanker. Hal ini memunculkan dugaan bahwa penggunaan bra yang tidak pas atau terus-terusan memakai bra merupakan faktor yang dapat menjelaskan hal tersebut.

Ukuran bra yang tidak tepat atau terlalu ketat dapat membantu pertumbuhan kanker di payudara. Karena bra yang salah dapat menghambat penetralan bahan kimia berbahaya dalam tubuh yang menyebabkan kanker. Dan sekitar 80 persen wanita menggunakan bra yang salah.

Alasan utama mengapa bra yang ketat dapat membahayakan kesehatan adalah karena bisa membatasi aliran getah bening di payudara. Normalnya, cairan getah bening mencuci bahan limbah dan racun lain, serta menjauhkannya dari payudara.

Menggunakan bra terlalu lama juga meningkatkan suhu jaringan payudara, dan wanita yang memakai bra memiliki kadar hormon prolaktin (hormon yang berfungsi merangsang kelenjar air susu) yang lebih tinggi. Kedua hal ini dapat mempengaruhi pembentukan kanker payudara.

Sumber : DetikHealth
Foto : dannyprijadi.wordpress.com

Akupuntur Kurangi Efek Pengobatan Kanker Payudara


Detroit, Penanganan medis pasien kanker payudara sering menimbulkan gejala tidak nyaman bagi wanita seperti kepanasan, nafsu seks berkurang dan gelisah. Namun dengan akupuntur, semua itu bisa diatasi.

Sebuah studi sebelumnya memang pernah menyebutkan bahwa akupuntur bisa menangani gejala-gejala menopause yang hampir sama dengan gejala wanita dengan kanker payudara tersebut.

Umumnya wanita yang mengidap kanker payudara mendapatkan terapi hormon anti estrogen selama 5 tahun. Terapi tersebut sebenarnya cukup efektif untuk mengurangi dan mencegah pertumbuhan tumor, tapi efek sampingnya adalah pasien akan merasa kepanasan dan berkeringat terus menerus.

Untuk itu digunakanlah obat anti depresi Effexor (Venlafaxine) untuk mengatasinya, tapi penggunaan obat ini tetap saja membawa masalah yaitu mulut kering, nafsu makan berkurang, mual dan muntah serta konstipasi.

"Untuk itu dibutuhkan teknik baru yang tidak menimbulkan efek samping dan pilihan terbaiknya adalah akupuntur," kata onkolog Dr Eleanor Walker dari Henry Ford Hospital, Detroit seperti dikutip dari Healthday, Kamis (31/12/2009).

Sebanyak 50 wanita dipilih secara acak untuk mendapatkan terapi akupuntur selama 12 minggu (dua kali seminggu). Partisipan yang mengonsumsi Effexor setiap hari digunakan sebagai pembanding.

Dua minggu setelah partisipan mengonsumsi Effexor, mereka mulai mengalami gejala hot flashes (badan merasa kepanasan terus) sementara mereka yang mendapat terapi akupuntur tidak bermasalah. Bahkan 25 persen diantaranya mengaku lebih tertarik dengan seks, lebih berenergi dan bisa berpikir jernih.

Mengapa akupuntur bisa lebih baik daripada obat? "Akupuntur bekerja sebagai regulator sistem endokrin yang akan menyeimbangkan aktivitas hormon, neurotransmiter dan semua reaksi biokimia dalam tubuh tanpa memasukkan unsur apapun dari luar," jelas Walker.

Namun studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa sering akupuntur dibutuhkan untuk menghilangkan gejala-gejala tersebut.

Sumber : DetikHealth
Foto : topnews

Pilih Tak Punya Payudara Ketimbang Kena Kanker

Kakak beradik asal Birmingham menjalani pengangkatan payudara setelah ibu dan 3 kerabat lainnya meninggal karena kanker payudara.

Alison Carby (25) dan Franscesca (22) berada dalam kondisi sehat ketika payudaranya diangkat. Prosedur itu dilakukan sebagai langkah pencegahan, sebelum payudaranya yang memang berisiko tinggi itu terserang oleh kanker.

Kakak beradik ini mengambil keputusan untuk melakukan operasi radikal tersebut karena mempunyai riwayat kanker payudara di keluarganya. Ibu, nenek dan 2 saudara perempuan sang nenek telah meninggal sebelumnya karena penyakit
tersebut.

Hasil tes 2 tahun lalu juga menunjukkan bahwa secara genetik kedua kakak beradik itu berisiko tinggi untuk terkena kanker. Alison dan Francesca memiliki gen BRCA2 yang meningkatkan risiko terkena kanker hingga 85 persen, meski kakak mereka, Selina (31) tidak memiliki gen serupa.

Ibunya, Angela didiagnosis mengidap kanker di bagian payudara pada tahun 2002. Angela akhirnya meninggal di usia 50 tahun pada Maret 2009, tak lama setelah payudara Alison diangkat dan direkonstruksi pada bulan Oktober 2008.

Operasi pengangkatan payudara untuk Francesca baru dilakukan 3 bulan kemudian atau Januari 2010. Ia mengaku butuh waktu lebih lama untuk mempertimbangkan operasi tersebut, karena ingin mengamati dulu perkembangan pada adiknya.

"Ibu mengatakan keputusan saya ini sangat berani. Bagi saya ini bukan soal keberanian. Seperti undian, jika saya punya 85 persen kemungkinan untuk menang maka saya akan ambil peluang itu," ungkap Alison seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (2/9/2010).

Sementara itu, sebuah penelitian di Northwestern University baru-baru ini membuktikan bahwa pengangkatan payudara dan indung telur merupakan pencegahan paling efektif terhadap risiko kanker bagi yang berisiko tinggi. Bukan hanya mengurangi, peneliti mengklaim tindakan ini bahkan mampu mengeliminasi risiko kanker di bagian tersebut.

Penelitian ini melibatkan 2.482 perempuan yang memiliki kelainan pada gen BRCA1 dan BRCA2. Kelainan pada gen tersebut secara signifikan dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan indung telur.

Dikutip dari ninemsn, Kamis (2/9/2010), kelompok partisipan yang menjalani pengangkatan payudara atau indung telur tidak terkena kanker hingga 3 tahun sesudahnya. Sedangkan partisipan yang tidak menjalani operasi maka dalam 3 tahun kanker mulai menggerogoti hingga 7 persen.

Penelitian ini bukan hanya menunjukkan perlunya pengangkatan pada perempuan berisiko tinggi, melainkan juga pemeriksaan genetik sejak dini. Jika punya kerabat yang pernah menderita kanker, maka sebaiknya tes genetik harus dilakukan agar risiko yang sama bisa terdeteksi sedini mungkin.

Sumber ; DetikHealth
Foto : Alison & Franscesca (dailymail)

Wanita Afrika Paling Rentan Kena Kanker Payudara Ganas

Ann Arbor, Dibandingkan ras lainnya, wanita Afrika sebenarnya lebih jarang terserang kanker payudara. Namun ras ini lebih rentan terhadap salah satu tipe paling ganas dari kanker tersebut karena faktor genetis.

Tipe kanker yang dimaksud adalah kanker payudara tripel negatif, yang dalam pengujian memberikan hasil negatif pada 3 penanda spesifik. Ketiga penanda yang dimaksud adalah reseptor estrogen, reseptor progesteron dan HER-2/neu.

Berdasarkan sebuah penelitian di University of Michigan, tipe ini ditemukan pada 82 persen wanita penderita kanker payudara di Afrika. Jauh lebih tinggi dibandingkan pada wanita Amerika kulit putih yang hanya 16 persen dan wanita Afro-Amerika 26 persen.

Dalam penelitian tersebut, partisipan yang terlibat terdiri dari 581 penderita kanker payudara Afrika dan 1.008 wanita kulit putih di Henry Ford Health System di Detroit. Selain itu, peneliti juga mengamati 75 pasien wanita di sebuah rumah sakit di Ghana.

Jika penelitian sebelumnya mengatakan bahwa wanita Afrika lebih jarang terserang kanker payudara, maka temuan ini cukup mengejutkan. Sebab di antara yang terdiagnosis, bila dibandingkan dengan ras lainnya maka penderita kanker payudara asal Afrika cenderung mengalaminya pada usia lebih muda dan dengan jenis tumor yang lebih ganas.

Dikutip dari Sciencedaily, Jumat (23/7/2010), peneliti mendapati bahwa sebagian besar pasien yang diamati di Ghana mengidap kanker payudara tripel negatif. Tipe ini sering dikaitkan dengan kelainan genetik yang menyebabkan mutasi pada gen BRCA1.

"Nenek moyang bangsa Afrika mungkin mewariskan gen yang menyebabkan para wanita lebih rentan pada jenis kanker tertentu. Kami berharap bisa mengembangkan penanda biologis yang berguna untuk menilai faktor risiko kanker payudara tripel negatif," ungkap Newman, salah satu penliti yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Sebelumnya, berbagai penelitian telah banyak mengaitkan risiko kanker payudara dengan faktor genetis. Wanita dari etnis Yahudi Ashkenazi misalnya, termasuk salah satu etnis yang mewarisi risiko lebih tinggi terhadap kanker payudara.

Sumber : Detikhealth
foto : 2.bp.blogspot.com

Makan Banyak Lemak Saat Puber Berisiko Kena Kanker Payudara

Michigan, Pubertas merupakan masa transisi dari tubuh manusia, yang meliputi transisi organ dan juga hormon. Makan makanan kaya lemak saat pubertas ternyata berisiko tinggi kena kanker payudara.

Temuan itu berasal dari riset di Michigan State University's Breast Cancer and the Environment Research Center.

"Periode waktu pubertas sangat penting, karena pada saat ini kerangka dasar dibuat untuk pengembangan kelenjar susu," ujar Profesor Sandra Haslam, direktur pusat penelitian, seperti dilansir dari Medindia, Kamis (2/8/2010).

Menurut Prof Haslam, dari penelitian diketahui bahwa diet tinggi lemak selama masa pubertas dapat menyebabkan produksi produk peradangan di kelenjar susu orang dewasa, yang dapat meningkatkan pertumbuhan kanker.

Penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa hormon progesteron mengaktifkan gen yang memicu peradangan di kelenjar susu. Dan peradangan bisa menjadi faktor kunci dalam meningkatkan risiko kanker payudara.

Peneliti menemukan bahwa makan makanan tinggi lemak selama pubertas menghasilkan efek yang sama dengan penelitian progesteron sebelumnya.

"Makanan tinggi lemak saat pubertas juga dapat menyebabkan peradangan kelenjar susu," jelas Richard Schwartz, profesor mikrologi dan dekan di College of Natural Science.

Karena perubahan peradangan pertama terjadi pada saat penting, yaitu pubertas, maka masa pembangunan intensif dan pembelahan sel dapat memiliki dampak yang langgeng seumur hidup.

Untuk menguji temuan ini, Haslam dan Schwartz akan memimpin tim untuk menganalisa dua model berbeda dari kanker payudara dan efek dari diet tinggi lemak selama masa pubertas. Tim ini juga akan menguji beberapa intervensi anti-inflamasi yang dirancang untuk mengatasi dampak negatif dari makanan tinggi lemak pada peradangan.

Sumber : DetikHealth
Foto : squeelink.wordpress.com

Matikan Lampu di Malam Hari Jika Ingin Cepat Kurus

Columbus, Ohio, Keberhasilan diet lebih banyak ditentukan pada malam hari. Meski sudah membatasi makan saat hari sudah mulai gelap, upaya menurunkan berat badan masih bisa gagal jika cahaya lampu terlalu terang. Mengapa bisa begitu?

Penelitian di Ohio State University mengungkap bahwa cahaya terang dapat mengubah sistem metabolisme tubuh. Perubahan itu terjadi karena jam biologis atau ritme sirkardian mudah terpengaruh oleh adanya cahaya.

"Obesitas ternyata dipengaruhi oleh cahaya terang di malam hari, sebagai faktor alami yang berkaitan dengan jam biologis," ungkap Dr Laura Froken yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (12/10/2010).

Ketika melakukan eksperimen dengan tikus, Dr Froken mendapati tikus-tikus cenderung lebih gemuk saat kandangnya selalu diterangi lampu. Padahal pola makan tidak ada yang berubah, demikian juga aktivitas fisiknya.

Terdapat selisih yang cukup signifikan antara berat badan rata-rata antara tikus yang kandangnya selalu terang dengan tikus yang kandangnya gelap di malam hari. Dalam 8 pekan, perbedaan itu mencapai 30 persen.

Meski percobaan itu dilakukan pada tikus, namun hal ini semakin menguatkan anggapan bahwa malam hari adalah saat paling menentukan bagi keberhasilan diet. Makan malam misalnya, lebih mudah menyebabkan gemuk dibandingkan makan siang meski dalam porsi yang sama.

Selain itu, menonton TV dan bermain game hingga larut malam juga sering disebut-sebut sebagai pemicu obesitas. Meski tidak mempengaruhi metabolisme, kedua aktivitas ini kurang melibatkan gerak tubuh sehingga lemak lebih mudah terbentuk.

sumber : Detikhealth
foto : majalahteras.com

Senin, 11 Oktober 2010

Kanker Lebih Mudah Kumat pada Payudara yang Padat


Oakland, Kepadatan jaringan payudara ternyata berhubungan dengan risiko kekambuhan pada kanker payudara. Semakin padat, semakin harus diwaspadai kemungkinan kanker tumbuh kembali pada payudara yang sama maupun sebelahnya.

Peluang kekambuhan kanker pada payudara yang memiliki jaringan lebih padat mencapai 2 kali lipat dibandingkan yang kurang padat. Bahkan risikonya 3 kali lipat lebih besar bagi kanker tersebut untuk menyerang payudara yang sebelahnya.

Kesimpulan ini diungkap oleh para ahli dari Kaiser Permanente di Oakland, California. Jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention memuatnya pada edisi 7 Oktober 2010.

Dari 935 wanita yang menderita jenis kanker ductal carcinoma in situ (DCIS), 164 di antaranya mengalami kekambuhan pada payudara yang sama. Sementara itu, 59 wanita mengalami kekambuhan pada payudara yang satunya lagi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, para wanita yang mengalami kekambuhan itu memiliki jaringan payudara yang relatif lebih padat dibanding yang lain. Dalam pengamatan dengan mammogram, jaringan payudara yang lebih padat tampak berwarna putih.

"Kepadatan jaringan payudara merupakan salah satu faktor risiko paling kuat setelah riwayat keluarga," ungkap Laurel A. Habel, PhD dari Kaiser Permanente seperti dikutip dari Medicinenet, Senin (11/10/2010).

Secara pasti, hubungan antara kepadatan payudara dengan risiko kekambuhan memang belum diketahui. Namun diduga, hal itu dipengaruhi oleh kondisi hormonal yang memungkinkan kanker lebih mudah tumbuh.

Senada dengan hasil penelitian itu, National Cancer Institute mengimbau wanita yang memiliki payudara dengan kepadatan tinggi untuk lebih sering memeriksakan diri. Faktor ini masih sering diabaikan para dokter dalam pemeriksaan kanker payudara.

Sumber : Detikhealth
Foto : akanggalih.wordpress.com



Infeksi Payudara


Deskripsi
Penyakit
ini biasanya menyerang ibu-ibu yang sedang menyusui. Penyebabnya adalah bakteri yang masuk ke dalam susu melalui luka pada puting susu. Mulut bayi yang mungkin kotor dan membawa bakteri tersebut masuk dalam kulit payudara dan menyebabkan infeksi. Infeksi ini jika tidak dikeluarkan akan menimbulkan nanah dalam payudara.

Gejala
Jika sudah terinfeksi� biasanya akan membuat nyeri pada payudara, benjolan pada payudara, pembengkakan, dan keluar nanah dari puting susu.

Pengobatan
Infeksi ini bisa disembuhkan dengan mengompres payudara selama 15-20 menit, 4 kali sehari dengan air hangat. Selain itu dengan mengonsumsi antibiotok untuk mencegah pembengkakan semakin besar. Apabila keluar nanah, tidak diperkenankan untuk menyusui si bayi.

Untuk mencegah hal itu tidak terjadi, disarankan untuk menyusui dengan teknik yang benar, menyusui secara bergantian, dan menjaga kebersihan puting susu.

Sumber : Detikhealth
Foto : m.kompas.com


Resep Sayur: Sayur Lodeh Tewel

Jakarta - Lodeh tewel atau timbul ini rasanya gurih enak. Biji tewel yang kenyal gurih membuatnya makin asyik saat dimakan. Wah, keluarga saya paling suka lodeh yang satu ini.

Bahan:
500 gr tewel/timbul, bersihkan, potong-potong
1/4 kg tulang sapi, bisa d ganti dengan cakar ayam
50 g daun melinjo muda
4 helai kacang panjang, potong-potong
2 lembar daun salam
2 cm lengkuas, memarkan
5 buah cabai hijau besar, iris kasar
2 buah cabai merah, iris kasar
santan kental dari 1/2 buah kelapa
Haluskan :
8 siung bawang putih
7 siung bawang merah
7 buah cabai rawit
2 buah cabai merah besar
1 sdt ketumbar
1 cm kencur
1 sdm garam
1 sdt gula pasir
4 lembar daun jeruk purut

Cara Membuat:
  • Rebus tulang dengan 1liter air hingga matang dan kaldunya bening.
  • Masukkan sayur, lengkuas dan daun salam,
  • rebus hingga sayur lunak.
  • Masukkan bumbu halus,aduk hingga tercampur rata,didihkan.
  • Masukkan santan kental, aduk kembali, didihkan.
  • Angkat, sajikan hangat.
Untuk 8 orang

Sumber : Detikfood
Foto : Odi/Detikfood

Minggu, 10 Oktober 2010

Lebih Akurat Deteksi Kanker Payudara


Cara deteksi kanker payudara bukan hanya mamografi, tetapi masih ada beberapa cara lain. Yuk, cari tahu banyak cara mendeteksi kesehatan payudara sejak dini!


Periksa sendiri

Hal yang  paling mudah dilakukan adalah "sadari" atau pemeriksaan payudara sendiri. dr. Sutjipto, Sp.B(K) Onk., spesialis bedah onkologi dari Siloam Hospital, menganjurkan bagi remaja putri, sejak menginjak usia 20 tahun melakukan "sadari" secara rutin. Ini bisa dilakukan setiap kali setelah mandi dan di luar masa menstruasi.

Caranya, berdiri di depan kaca, tangan kanan memeriksa payudara kiri dan demikian pula sebaliknya. Lakukan pemeriksaan dengan meraba memutar telapak tangan seiring jarum jam dan sebaliknya berulang kali. Pastikan, tidak ada benjolan atau gronjolan  di dalam payudara.

USG payudara


Adapun bagi para perempuan yang telah menginjak usia 30 tahun, lakukan USG payudara atau breast ultrasound. Caranya mirip dengan USG kandungan.
Pertama-tama, pasien diminta berbaring di atas tempat tidur kemudian bagian payudara diberikan gel.  Lalu petugas medis akan menjalankan transduser ke seputar payudara untuk mendapatkan gambaran adanya tumor ataupun kista di dalam payudara.

Mamografi tak lagi menyakitkan


Ketika memasuki usia 40 tahun, Sutjipto menganjurkan untuk melakukan kombinasi kedua cara deteksi (USG dan "sadari") dengan mamografi. Mamografi sebaiknya dilakukan 3 tahun sekali untuk pasien berusia 40-45 tahun. Namun, khusus bagi yang berisiko tinggi, seperti, gemuk, belum punya anak, dan ada riwayat kanker dalam keluarga, mamografi bisa dilakukan setiap 2 tahun sekali.

Adapun ketika memasuki usia 50 tahun, mamografi bisa dilakukan 2-3 tahun sekali. Begitu pula ketika wanita telah berusia di atas 60 tahun, mamografi dilakukan sekitar 1-2 tahun sekali.

Tidak perlu takut dengan mamografi karena alat mamografi yang sekarang sudah cukup terkomputerisasi. Sistem komputerisasi ini memungkinkan penekanan secukupnya untuk mendapatkan gambaran akurat kondisi kelenjar susu.
“Jadi, tidak perlu takut sakit ataupun akan memicu kanker lebih ganas,” ungkap Sutjipto meluruskan anggapan yang salah di masyarakat.

Cara melakukan mamografi ini seperti rontgen dada. Pertama-tama, pasien diminta melepaskan berbagai aksesori logam dan pakaian serta hanya menggunakan pakaian khusus mamografi.

Untuk posisi saat melakukan mamografi, bisa dengan duduk ataupun berdiri bergantung pada peralatan yang digunakan. Kemudian salah satu payudara diletakkan di atas pelat datar dan di bagian atas ada semacam plastik yang menekan payudara ke bawah untuk meratakan. Cara ini dimaksudkan untuk memperlihatkan jaringan payudara yang akan disinar-X.

Foto-foto kelenjar payudara ini akan diambil dari berbagai sudut untuk memperoleh akurasi yang optimum. Pada mesin mamografi jenis Full Field Digital Mammography   (FFDM) yang bekerja secara digital, gambar sinar-X yang didapat dapat dimanipulasi di layar komputer sehingga meningkatkan akurasi hasil foto sinar-X.

MRI lebih detail

Bila setelah dilakukan USG dan mamografi ditemukan kejanggalan, penyelidikan dilanjutkan dengan melakukan MRI (magnetic resonace imaging) terhadap payudara. Metode ini juga merupakan alternatif deteksi kanker payudara bagi perempuan di atas 40 tahun ataupun yang tidak menyukai mamografi.

Tentu saja, diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk melakukannya. Caranya, pasien disuntikkan agen kontras atau semacam cairan yang akan mengeluarkan warna. Kemudian pasien dimasukkan ke dalam lorong dan ditembakkan daya magnet  yang akan menghasilkan warna tertentu pada jaringan yang telah diinjeksi agen kontras.

Pada akhirnya akan didapat gambaran struktur, bentuk dan komposisi payudara secara lebih detail bahkan bisa menangkap adanya sel yang sudah mengarah menuju kanker.

Termografi payudara

Pilihan lain pelengkap cara mendeteksi kanker payudara adalah dengan breast  thermography. Berdasarkan penelitian klinis, bila dilakukan bersama dengan mamografi, sensitivitasnya akan meningkat hingga 98 persen.

Dikatakan, termografi ini relatif aman karena tidak menimbulkan radiasi, tanpa injeksi ataupun penekanan apa pun. Dengan memanfaatkan digital infra-red thermal imaging, akan didapat pola panas normal dan tak normal yang dihasilkan oleh adanya sel kanker.

Caranya, pasien cukup berdiri di depan alat termografi. Kemudian petugas akan merekam pola panas payudara. Bila terdapat warna merah (tanda suhu tinggi tak normal), maka terdapat  aktivitas sel tumor.

Sumber : Kompas.com
Foto : shutterstock



Teknik Make-up Agar Wajah Terlihat Lebih Tirus


Jakarta - Pipi tembem atau wajah bulat seringkali membuat para wanita terganggu. Mau wajah Anda terlihat lebih 'langsing'? Trik make-up ini bisa Anda coba!

Mata
Riasan mata dapat mempengaruhi wajah terlihat lebih ramping. Menurut
Valerie Sarnelle, yang membuat Valerie Beverly hills kosmetik "buat mata
Anda terlihat besar, semakin besar dan luas make up mata terlihat semakin kurus wajah Anda. Pastikan juga alis Anda rapi dan terbentuk.

Bibir
Rekomendasi dari Paula Dorf, New york city make up artist, jika bibir Anda kecil buat penuh bibir bawah Anda. Bibir kecil semakin memperlihatkan wajah Anda yang chubby. Cara menyiasatinya, pakai lip gloss pada tengah bibir Anda. Jangan menggunkan lip liner, karena semakin membuat bibir Anda nampak kecil.

Pipi

Menurut penata rias selebriti Brigitte Reiss-Andersen, "tandai sudut-sudut wajah Anda". Bagaimana caranya? dengan membentuk "titik tertinggi" dari wajah Anda (pipi dan tulang alis). Lalu aplikasikan blush on pada pipi di dalam titik yang telah ditandai.

Sumber : detikcom
Foto : Thinkstock


Hati-Hati, Laptop Bisa Menyebabkan Kanker Kulit!

Jakarta - Aktivitas yang tidak mengenal waktu dan tempat membuat banyak orang membutuhkan laptop untuk bekerja. Jika lokasinya tidak memungkinkan, tak jarang orang memangku laptopnya ketika bekerja.

Kebiasaan ini ternyata membahayakan kulit karena bisa menyebabkan 'sindrom kulit terbakar'. Menurut laporan medis, seperti dikutip dari physorg, gejala 'sindrom kulit terbakar' adalah bintik-bintik yang tidak biasa yang disebabkan paparan panas dalam waktu yang lama.

Salah satu kasus yang baru terjadi baru-baru ini terjadi pada bocah 12 tahun. Anak laki-laki itu mengalami perubahan warna kulit di paha kirinya setelah bermain game komputer beberapa jam setiap hari selama beberapa bulan.

Akibat yang sama juga dialami oleh mahasiswi hukum di Virginia, Amerika Serikat. Hal ini sampai-sampai membingungkan dr.Kimberley Salkey, dokter yang merawat mahasiswi ini hingga ia mengetahui bahwa sang mahasiswi menghabiskan enam jam sehari bekerja menggunakan laptop di pahanya.

Kondisi seperti ini juga bisa terjadi jika memangku sesuatu yang panas namun tidak cukup panas untuk membakar kulit. Secara umum hal ini bisa menyebabkan kulit menjadi gelap secara permanen. Bahkan menurut Salkey, asisten profesor dermatolog di Eastern Virginia Medical School, Amerika Serikat, mengatakan bahwa jika dilihat melalui mikroskop, 'sindrom kulit terbakar' menyerupai kulit terbakar karena sinar matahari dalam jangka panjang.

Dalam beberapa kasus yang jarang, 'sindrom kulit terbakar' bisa menyebabkan kanker kulit, menurut peneliti dari University Hospital Basel, Swiss, Dr. Andreas Arnold dan Peter Itin. Mereka menyarankan untuk meletakkan perantara jika harus memangku laptop.

Bukan Anda saja yang harus mewaspadai sindrom ini. Meskipun paha pria jarang dipamerkan, namun bagi pria 'sindrom kulit terbakar' bisa mengurangi produksi sperma. Oleh karena itu, jangan lupa untuk memperingatkan pasangan Anda.

Sumber : Detikcom
Foto : Thinkstock


Gigi Putih Berkat Stroberi


Jakarta - Kondisi gigi yang berwarna kekuningan membuat kurangnya percaya diri saat tersenyum. Banyak orang mengenakan pemutih gigi untuk memutihkan gigi mereka secara instan.

Daripada membuang-buang uang untuk membeli pemutih gigi yang belum tentu aman, lebih baik melakukan perawatan pemutihan gigi sendiri dengan menggunakan buah stroberi dan baking soda.

Seperti yang dikutip dari world dental, kandungan asam malat yang terkandungan dalam stroberi, berkhasiat untuk merubah warna gigi menjadi lebih putih pada permukaan gigi. Lebih bagus lagi bila melakukan perawatan  dikombinasikan dengan baking soda.

Dr. Adinda Carrel, seorang dokter gigi di New York menjelaskan bahwa stroberi merupakan cara murah untuk mencerahkan senyum Anda. Namun, jangan digunakan terlalu sering, kandungan asamnya dapat merusak enamel gigi.

Berikut cara merawat gigi dengan stroberi:

1. Hancurkan satu stroberi matang dan tambahkan satu atau dua sendok makan baking soda. Gunakan sikat gigi yang lembut untuk menyebarkan campuran ke gigi Anda.

2. Diamkan selama lima menit. Kemudian sikat gigi sampai bersih dengan pasta gigi, untuk menghilangkan campuran stroberi dan baking soda.

Selamat mencoba!

Sumber : Detikcom
Foto : Thinkstock

Semangka, si Viagra Alami

BILA selama ini Anda berpikir bahwa semangka adalah buah yang hanya cocok untuk melegakan tenggorokan dan meredakan rasa haus, ini fakta yang harus Anda ketahui, buah segar kaya air ini memiliki kandungan yang juga terdapat pada obat Viagra yang memengaruhi pembuluh darah dan akhirnya mampu meningkatkan libido!

Hal itu diketahui melalui sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan dari India di Amrika Serikat. "Semakin dalam kami meneliti semangka, kami pun semakin terkagum-kagum akan khasiat buah ini dalam menyediakan nutrisi alami bagi tubuh manusia," kata Dr Bhimu Patil, Direktur Texas A&M's Fruit and Vegetable Improvement Center. "Selama ini, kita tentu tahu bahwa semangka memang menyehatkan, tapi semakin hari ternyata manfaat kesehatan semangka yang kami ketahui semakin banyak saja,” tambahnya.

Kandungan bermanfaat dalam semangka dan buah serta sayuran lainnya dikenal dengan nutrisi nabati secara alami mincul dalam zat yang bioaktif atau mampu bereaksi dengan tubuh manusia untuk memicu efek yang menyehatkan.

Citrulline
Adapun dalam semangka, nutrisi nabati itu antara lain lycopene, beta karoten, dan yang tak kalah penting citrulline. Citrulline diketahui mampu merelaksasikan pembuluh darah seperti halnya efek Viagra. Ketika semangka dimakan, citrulline berubah menjadi arginine melalui enzim tertentu.

Arginine adalah asam amino yang bekerja memperlancar sistem jantung dan sirkulasi serta mempertahakan sistem kekebalan tubuh. "Tak hanya itu, hubungan citrulline-arginine membantu menyehatkan jantung, sistem kekebalan tubuh, dan mungkin sangat membantu bagi mereka yang menderita obesitas dan diabetes tipe 2," kata Patil.

"Arginine meningkatkan oksida nitrat yang kan mengendurkan pembuluh darah, efek sama dilakukan Viagra, guna mengobati disfungsi ereksi dan mungkin mencegahnya," urai Patil.

Adapun mengenai masalah psikologis dan fisiologis yaang menyebabkan impotensi, ekstraoksida nitrat dapat membantu meningkatkan aliran darah yang turut membantu mengobati angina, tekanan darah tinggi, dan maslah kardiovaskular lainnya. "Manfaat semangka mungkin tidak sespesifik Viagra , tapi setidaknya ini merupakan cara alami dan tidak memiliki efek samping," kata Patil.

Tak hanya sampai di situ, arginine pada semangka juga membantu siklus urea dengan menghilangkan amonia dan senyawa beracun lainnya dari dalam tubuh kita. Citrulline diketahui lebih banyak terdapat pada bagian dekat kulit semangka daripada di dagingnya.

Sumber : Media Indonesia
Foto : organikganesha.wordpress.com

Pala Mampu Bangkitkan Gairah Seksual

SIMPANLAH toples rempah-rempah dekat dengan Anda termasuk pala. Tumbuhan yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku ini mengandung minyak atsiri yang bermanfaat bagi kesehatan hingga 14 persen. Pala bubuk biasanya dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar, sementara minyaknya dipakai sebagai campuran parfum atau sabun.

Meskipun baunya agak menyengat dan tidak semua orang menyukainya, Anda patut mencoba manfaatnya untuk kesehatan.

1. Sembuhkan luka kecil
Campurkan sedikit susu dengan pala tanah sehingga berbentuk pasta. Bubuhkan pada luka, efeknya mungkin akan terasa seperti digigit semut tetapi pala ini ternyata ampuh juga untuk mengurangi kemerahan dan bengkak.

2. Menenangkan perut
Taburkan sedikit pala bubuk di atas oatmeal, menurut para ahli, ampuh membantu membereskan saluran pencernaan Anda yang terganggu.

3. Tidur lebih nyenyak
Minumlah segelas susu dengan taburan pala di atasnya. Menurut Micahel Murray, ND, penulis The Encyclopedia of Healing Foods, pala adalah koktail yang sempurna untuk tubuh Anda.

4. Kurangi sakit gigi

Tempelkan kapas yang telah dicelup minyak pala pada gusi dan rasakan berkurangnya rasa sakit gigi Anda.

5. Perbaiki mood

Ada riset kecil yang dilakukan oleh terapis seks bahwa buah pala mampu membawa seseorang pada mood yang baik dan mampu membangkitkan gairah seksual.

Sumber : Media Indonesia
Foto : allposters.com

Perempuan Jarang Periksa Payudara

HAMPIR sekitar 50 persen perempuan ternyata belum pernah melakukan pemeriksaan payudara. Satu di antara empat partisipan mengaku mereka lupa untuk mengeceknya. Jumlah itu didapat dari hasil sebuah survei yang diadakan kelompok Breakthrough Breast Cancer.

Sebanyak 13 persen menilai bahwa hal itu tidaklah penting, 18 persen menyatakan mereka tak sadar akan pentingnya memeriksa payudara, dan 15 persen mengutarakan mereka merasa takut apabila memang ada sesuatu yang tak beres dengan payudara mereka.

Survei yang dilakukan terhadap 1.000 perempuan Amerika Serikat itu juga mengungkap bahwa sebanyak 53 persen partisipan mengaku tak tahu bahwa minuman beralkohol dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara dan hampir separuhnya tak mengetahui bahwa penambahan berat badan atau kelebihan berat badan juga akan membuat mereka lebih rentan akan kanker payudara.

"Sangat jelas, hasil ini memperlihatkan bahwa perlu adanya usaha yang lebih banyak untuk membuat para perempuan untuk waspada terhadap kanker payudara, " kata Dr Sarah Rawlings, ketua Breakthrough Breast Cancer, seperti dikutip oleh The Daily Mail.

Sumber : Media Indonesia
foto : sendayu-tinggi.com

Kanker Lebih Agresif di Usia Muda


KALAU Anda masih muda dan mengidap kanker payudara, ada baiknya berobat dengan lebih intensif. Walaupun sudah menunjukkan tanda kesembuhan, jangan lupa untuk terus melakukan pemeriksaan dan pengobatan hingga selesai. Pasalnya, sebuah penelitian menunjukkan, perempuan pengidap kanker payudara yang berusia di bawah 35 tahun lebih rentan untuk mengalami kanker kembali setelah pengobatan dibandingkan perempuan dengan usia yang lebih tua.

Berdasarkan studi, hal ini disebabkan oleh jenis pengobatan (treatment) yang diterima oleh pasien kanker payudara usia muda. Menurut peneliti, kemungkinan kanker kambuh lebih kecil pada perempuan yang menerima pengobatan mastektomi dan radiasi dibandingkan pasien yang hanya menerima satu pengobatan, mastektomi atau terapi pemeliharaan payudara saja.

Penemuan ini diperoleh berdasarkan hasil penelitian terhadap 652 pasien pengidap kanker payudara di University of Texas M. D. Anderson Cancer Center, selama lebih dari 30 tahun. Pasien berusia 35 tahun atau lebih muda. 197 dari pasien menerima terapi pemeliharaan payudara, 237 pasien menerima mastektomi, dan 234 pasien melakukan mastektomi dan radiasi.

Secara keseluruhan, terang peneliti, angka kemungkinan kambuh kembali berbeda pada ketiga kelompok. Angka kemungkinan kambuh pada pasien yang melakukan mastektomi dan radiasi lebih kecil (15.1%) dibandingkan dengan pasien yang hanya melakukan terapi pemeliharaan payudara (19.8%) dan pasien yang hanya melakukan mastektomi saja (24.1%).

Pasien dengan kanker tahap awal (stadium I) juga mendapatkan hasil sama dengan terapi pemeliharaan payudara dan mastektomi. Tetapi, terang peneliti, penambahan kemoterapi akan lebih menguntungkan."Sedangkan pasien dengan kanker stadium II menerima kontrol terbaik dengan melakukan terapi mastektomi ditambah radiasi," tulis para peneliti di International Journal of Radiation Oncology, Biology, and Physics, seperti yang dikutip oleh foxnews.com

"Kekambuhan kanker payudara setelah melakukan pengobatan optimal masih menjadi masalah utama," terang pemimpin studi Dr. Beth M. Beadle dari Universitas Texas.

Studi-studi sebelumnya telah menunjukkan, hasil pengobatan kanker payudara pada pasien yang lebih muda selalu lebih buruk dibandingkan mereka yang mengidap kanker payudara di usia yang lebih tua.

Walaupun alasannya belum jelas, para ahli menduga hal ini disebabkan karena kanker pada perempuan muda lebih agresif. "Semoga studi kami bisa membantu para pakar terapi onkologi untuk merencanakan terapi terbaik pada pasien kanker payudara yang berusia lebih muda," terang Beadle.

Sumber : Media Indonesia
Foto : gigisehatbadansehat.blogspot.com

Vaksin Kanker Payudara Belum Siap Diluncurkan


KEMUNGKINAN penggunaan vaksin kanker payudara pada manusia kini semakin tinggi, terlebih dengan adanya penelitian yang dilakukan terhadap tikus oleh para peneliti di Cleveland Clinic.

Para peneliti tersebut mengatakan uji coba vaksinasi tunggal dengan antigen alpha-laktoalbumin pada tikus menunjukkan hasil yang sangat baik. Terlihat, antigen itu dapat mencegah pembentukan kanker dan menghentikan pertumbuhan tumor. "Jika hal itu dapat terjadi pada manusia seperti halnya tikus, ini akan sangat monumental," kata ketua penelitian tersebut, ahli imunologi Vincent Tuohy, Minggu (30/5).

Uji coba vaksin ini terhadap manusia akan dimulai tahun depan. Jika berhasil, vaksin ini akan diaplikasikan kepada para perempuan berusia di atas 40 tahun, umur yang paling berisiko terkena kanker payudara.

"Frekuensi perempuan yang menyusui di awal usia 40-an sangatlah rendah. Maka kami akan menyasar perempuan usia tersebut guna mencegah mereka terkena kanker payudara," kata Tuohy.

Untuk perempuan muda yang berisiko besar terkena penyakit itu, vaksin itu dapat menjadi pilihan substitusional selain metode pengobatan mastektomi profilaksis.

Penelitian Tuohy akan dipublikasikan secara daring di Nature.com dan di Jurnal Nature Medicine pada 10 Juni.

Sumber : Media Indonesia
Foto :  cosmeticcompare.com

Perempuan Kurus Berisiko Kanker Payudara


ANAK perempuan kurus cenderung menderita kanker payudara di usia selanjutnya. Peneliti menemukan, perempuan yang kekurangan berat badan di usia tujuh tahun berisiko lebih besar menderita penyakit ini di usia tua dibandingkan perempuan dengan ukuran lebih besar.

Peneliti dari Karolinska Institute di Stockholm mengungkap, perempuan yang sedikit kelebihan berat badan di usia muda berisiko lebih kecil mengalami tipe tumor agresif yang sangat sulit diatasi. Menurut peneliti, temuan ini, bisa merintis jalan untuk menggunakan foto di masa anak-anak sebagai salah satu cara dalam memperhitungkan risiko kanker payudara perempuan.

Dalam studi yang dipublikasikan di The Breast Cancer Research journal, Kamis (15/4), ini, peneliti mempelajari 6.000 perempuan di Swedia. Lima puluh persen dari partisipan tersebut adalah pasien kanker payudara. Peneliti membagi partisipan ke dalam tiga kelompok berdasarkan kategori apakah badan mereka 'kurus', 'berukuran sedang' atau 'besar' saat berusia tujuh tahun. Partisipan menggunakan foto-foto dan memori mereka sebagai dasar.

Peneliti menemukan, perempuan yang lebih besar di usia muda berisiko lebih kecil menderita kanker payudara saat memasuki masa menopause.

Di sisi lain, penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa perempuan yang obesitas jauh lebih berisiko menderita kanker payudara. Selain itu, mereka juga bersiko 50 persen lebih besar meninggal akibat penyakit tersebut.

Peneliti menyatakan belum tahu mengapa anak perempuan kurus lebih berisiko menderita kanker payudara. Tapi temuan ini, terang peneliti, mempunyai implikasi penting dalam menentukan risiko perempuan.

"Temuan ini kelihatannya berlawanan, karena berat badan lahir besar dan indeks massa tubuh tinggi pada orang dewasa justru ditemukan meningkatkan risiko kanker payudara," terang pemimpin studi Jingmei Li, seperti dikutip situs dailymail.co.uk."Mekanisme perlindungan di balik badan kurus di masa anak-anak ini masih belum terjawab."

Studi ini juga menemukan bahwa anak perempuan dengan badan yang lebih besar berisiko lebih kecil mengalami tumor estrogen reseptor negatif, salah satu bentuk penyakit yang paling mematikan.

Kanker payudara merupakan bentuk kanker yang paling umum dijumpai pada perempuan. Berdasarkan perkiraan, terang Li, satu dari sembilan perempuan akan mendapatkan penyakit ini dalam rentang kehidupan mereka.

Sumber : Media Indonesia
Foto : gracenglamour.com

Polusi Bisa Picu Kanker Payudara

POLUSI yang disebabkan lalu lintas dapat menggandakan risiko perempuan mengidap kanker payudara. Risiko itu bahkan lebih besar di area yang tingkat nitrogendioksida terbilang tinggi, menurut studi terbaru oleh peneliti Kanada.

Mark Goldberg, peneliti dari Institut Penelitian Pusat Kesehatan Universitas McGill mengatakan, "Kami telah memantau adanya peningkatan kasus kanker payudara akhir-akhir ini. Tak diketahui apa penyebabnya dan hanya sepertiga kasus diketahui disebabkan faktor-faktor risiko yang umum. Maka itulah, karena belum ada yang menganalisis kaitan antara polusi udara dan kanker payudara menggunakan peta polusi yang terinci,kami pun memutuskan untuk menelitinya."

Goldberg mengakui timnya menemukan kaitan antara kanker payudara pascamenopause dan paparan nitogen dioksida yang berasal dari polusi udara akibat padatnya lalu lintas.

"Di Montreal, level nitrogendioksida bervariasi. Kami menemukan risiko itu meningkat hingga 25 persen setiap kenaikannya sebesar 5 per 1 miliar," ujatnya. Dengan kata lain, perempuan yang tinggal di area yang level polusinya tinggi berisiko dua kali lipat mengidap kanker payudara daripada area yang bersih dari polusi. Goldberg mengatakan hasil itu semestinya dijadikan sebuah peringatan dini bagi para kaum perempuan, tapi ia menekankan nitrogendioksida bukanlah penyebab kanker payudara.

Sumber : Media Indonesia
Foto : worldofstock.com

Jumat, 08 Oktober 2010

Payudara Sensitif dengan Polusi Kendaraan

Kanada, Perempuan yang tinggal di kota besar harus makin rajin mengecek payudaranya. Bukan apa-apa selain asap rokok yang bisa memicu kanker payudara, organ seksi perempuan ini juga sensitif terhadap polusi kendaraan.

Studi yang dilakukan peneliti dari McGill University dan University of Montreal menemukan kasus kanker payudara akan semakin meningkat di daerah tinggi polusi karena udaranya mengandung banyak gas nitrogen dioksida (NO2). Hal inilah yang membuat wanita dua kali lebih rentan kena kanker payudara.

"Kami menemukan hubungan antara kanker payudara pasca menopause dan paparan nitrogen dioksida, yang merupakan penanda untuk polusi yang terkait kanker payudara," jelas Dr Mark Goldberg dari Research Institute of the McGill University Health Centre di Kanada, seperti dilansir dari Dailymail, Jumat (8/10/2010).

Menurut Goldberg, risiko kanker payudara akan meningkat sekitar 25 persen dengan setiap kenaikan lima bagian NO2 per miliar.

"Dengan kata lain wanita yang tinggal di daerah tinggi polusi tinggi hampir dua kali lebih mungkin mengembangkan kanker payudara daripada daerah dengan tingkat polusi rendah," jelas Goldberg lebih lanjut.

Goldberg menjelaskan, gas NO2 bukan hanya polusi yang dihasilkan oleh gas buangan dari mobil atau truk, tetapi juga ada gas-gas lain, serta partikel dan senyawa yang kaitkan dengan lalu lintas. Beberapa dari senyawa ini bisa bersifat karsinogen.

"NO2 hanya penanda, bukan agen karsonogenik yang sebenarnya," tungkas Goldberg. Hasil studi Goldberg ini telah diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives.

Meningkatkan daya tahan tubuh adalah faktor utama yang bisa menangkalnya. Membiasakan makan sehat, tidur teratur dan olahraga bisa membuat daya tahan tubuh terjaga.

Sumber : Detikhealth
Foto : (Foto: thinkstock)